Kembangkan Batik, Batara UB Usung Motif Budaya

tinjau pengembangan batik daerah. (Lisdya)

MALANGVOICE – Batik dari berbagai daerah di Indonesia terus dikembangkan oleh berbagai pihak. Salah satunya pusat pengembangan batik Nusantara (Batara) Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Upaya dan strategi pengembangan yang dilakukan adalah dengan berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia, guna mencari motif batik khas dari wilayah tersebut.

Divisi Pengembangan Batara, Susinggih Wijaya mengatakan, bahwa Batara UB telah mengembangkan motif batik berbasiskan budaya.

“Motif sumber daya alam kan bisa dicontoh. Seperti cengkeh itu ada di banyah, tapi kalau budaya misal seperti cerita rakyat pasti selalu berbeda,” ujarnya saat deklarasi pusat pengembangan Batara di UB Malang, Selasa (05/03).

Sejak diluncurkan pada tahun 2015 lalu, pusat pengembangan Batara UB terus melakukan pengkajian batik. Setidaknya sudah 60 motif batik dari seluruh Indonesia yang telah masuk ke data base Batara UB.

Timor Tengah Selatan (TTS) saat ini tengah menjadi fokus pengembangan batik berbasiskan budaya, di antaranya adalah Natuna, Kutai barat, Nunukan, Tanjung Buai, Bawean, serta Boven Digoel Papua.

“Jadi pihak perguruan tinggi kalau berjalan sendiri tidak bisa. Sehingga kami merangkul berbagai elemen masyarakat,” tambahnya.

Agar pengembangan potensi batik berbasis budaya dapat tersebar merata, pihaknya memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan perguruan tinggi.

Seperti program pengabdian doktor dan KKN mahasiswa juga dimanfaatkan.

Sementara itu, Rektor UB Malang Nuhfil Hanani menyampaikan, potensi batik berbasis budaya yang telah dikembangkan Batara UB nantinya akan dipatenkan oleh universitas.

“Ya agar tidak diakui oleh pihak lain,” tegasnya.

Ia pun berharap agar Batara UB terus berinovasi hingga go internasional. “Semogaa kami menjadi rujukan dunia. Dan bisa mengajarkan negara lain,” tandasnya. (Hmz/ulm)