MALANGVOICE– Momentum Natal dan Tahun Baru bukan sekadar rutinitas keagamaan maupun pergantian tahun, tetapi juga menjadi fase penting untuk memperbarui pembacaan situasi dan kondisi wilayah Kota Batu. Mengingat setiap momen libur panjang disertai mobilitas masyarakat yang begitu tinggi. Sehingga memiliki konsekuensi sosial, keamanan, hingga kerawanan bencana yang harus diantisipasi secara terukur.
Kota Batu sebagai daerah daya tarik wisata dipastikan bakal diserbu ribuan wisatawan saat libur panjang akhir tahun. Situasi ini membawa efek ganda sekaligus, baik peluang ekonomi maupun tantangan besar terhadap aspek potensi kemacetan lalu lintas, ancaman keamanan hingga risiko bencana. Pendekatan kolaborasi strategis lintas sektor instansi pemerintah serta peran kelompok masyarakat sipil, begitu diperlukan menghadapi lonjakan arus kunjungan saat puncak musim liburan.
Kampus Waspada Ancaman Siber, Cahaya Mustika Tekankan Pentingnya Blockchain dan Keamanan Data
Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata mengatakan, pihaknya mengedepankan langkah preventif dan preemtif selama Operasi Lilin Semeru 2025 yang dimulai 20 Desember-2 Januari 2026. Operasi tersebut disokong kekuatan 442 personel gabungan yang terdiri atas 250 personel Polres Batu (mencakup Satgas Preemtif, Preventif, Lantas, Gakkum, dan Banops) serta 192 personel bantuan dari unsur TNI, Dishub, Satpol PP, dan relawan. Fokus utama operasi tahun ini meliputi pengamanan jalur mudik dan wisata, pencegahan aksi terorisme, hingga kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
“Secara khusus, aspek mitigasi bencana menjadi perhatian serius mengingat adanya potensi cuaca ekstrem. Polres Batu telah berkoordinasi dengan BPBD, dan stake Holder yang lain untuk mengantisipasi bencana tanah longsor,” Ujar Andi saat rakor lintas sektoral bersama jajaran kepolisian Malang Raya.
Rakor tersebut memperkuat sinergi lintas sektoral guna menjamin keamanan perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Serta menjadi respons cepat atas prediksi lonjakan mobilitas masyarakat serta wisatawan yang akan memadati wilayah Malang Raya. Para pihak yang terlibat merumuskan langkah-langkah konkret dalam memetakan potensi gangguan kamtibmas dan optimalisasi komunikasi publik agar masyarakat mendapatkan informasi secara real-time.
Andi menegaskan, melalui kolaborasi antara TNI-Polri, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan, Malang Raya berkomitmen menghadirkan pengamanan yang humanis dan profesional. Tujuannya satu memastikan perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 berlangsung aman, nyaman, dan kondusif bagi seluruh lapisan masyarakat maupun wisatawan.
“Polri akan terus berupaya maksimal, bekerja dengan integritas dan profesionalisme, demi mewujudkan pelayanan terbaik dan kehadiran yang Presisi bagi seluruh masyarakat,” ujar dia.
Sementara di Kota Batu, pariwisata yang menjadi tantangan utama disini. Data menunjukkan tren peningkatan okupansi hotel di Kota Batu yang kini telah mencapai 73 hingga 80 persen. Sehingga dipredikasi bakal terjadi lonjakan volume kendaraan imbas dari tingginya kunjungan wisatawan. Untuk mengatasinya, Polres Batu telah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas dan penguatan pengamanan di objek wisata, sembari terus berkoordinasi dengan para pelaku usaha pariwisata.
“Dengan total kapasitas hampir 10 ribu unit kamar hotel, arus kendaraan yang masuk ke Kota Batu diperkirakan mencapai 15 ribu unit setiap akhir pekan. Kondisi ini dipastikan akan berdampak pada kepadatan lalu lintas, terutama di titik-titik simpul penghubung Batu–Malang,” papar Andi.
Lebih lanjut, Andi menegaskan, pengamanan Nataru tahun ini memiliki tantangan yang jauh lebih kompleks dibanding tahun-tahun sebelumnya. 0perasi Lilin Semeru 2025 ini tidak lagi hanya berkutat pada kemacetan wisata seperti tahun lalu. Fokus pengamanan lebih luas mencakup pengamanan ibadah Natal, perayaan pergantian tahun, hingga antisipasi bencana alam dampak cuaca ekstrem
Menurut, Kota Batu kini menghadapi dua kondisi yang berjalan paralel. Di satu sisi, aktivitas pariwisata terus meningkat, seiring kebijakan Kementerian Pariwisata yang mengintensifkan wisata domestik. Di sisi lain, ancaman cuaca ekstrem akibat siklon tropis juga meningkat signifikan. Tantangan lain yang disorot adalah pola kemacetan harian yang beririsan dengan kondisi cuaca. Gerimis hampir rutin terjadi mulai pukul 13.00 WIB hingga sore hari, bertepatan dengan jam-jam padat mobilisasi wisatawan, baik saat makan siang maupun kepulangan dari wahana dan pusat oleh-oleh.
“Ini tantangan nyata di lapangan. Karena itu strategi pengamanan dan pengaturan lalu lintas harus dilakukan maksimal,” tambahnya.
Ia juga memaparkan analisis komprehensif terkait potensi kerawanan selama libur panjang. Dari sisi sosial, Kota Batu menghadapi padatnya aktivitas peribadatan, lonjakan volume sampah wisata, hingga beban kerja lembur tenaga pariwisata.
Aspek ekonomi berfokus pada stabilitas harga dan ketersediaan sembako, BBM/gas, serta air bersih. Sedangkan dari aspek keamanan, ancaman didominasi kemacetan, kecelakaan lalu lintas, penipuan daring, potensi terorisme, gangguan ibadah, hingga peredaran narkoba.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Polres Batu telah melakukan langkah pra-operasi secara terperinci. Mulai dari pengecekan jalur alternatif, pemetaan titik rawan, hingga penentuan lokasi Pospam dan Posyan.
“Kami berkoordinasi intensif dengan PHRI terkait data okupansi hotel, dengan Dinas Perdagangan untuk pengawasan harga sembako, serta dengan pengelola tempat wisata dan SPBU guna memastikan ketersediaan logistik,” terangnya.
Manajemen lalu lintas menjadi perhatian khusus. Pospam ditempatkan di sejumlah trouble spot, seperti Simpang Empat Pesanggrahan dan Exit Songgoriti. Inovasi terbaru dalam operasi tahun ini adalah pembentukan Tim Urai Lalu Lintas, beranggotakan 21 personel Satlantas terlatih. Tim ini berfungsi sebagai quick response, khusus untuk mengurai kemacetan, menangani kendaraan mogok, serta mempercepat penanganan kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, pemetaan kerawanan dilakukan secara spesifik, termasuk lokasi hotel dan pusat kuliner di tepi jalan utama, serta gereja-gereja yang masuk kategori rawan gangguan keamanan, termasuk potensi ancaman terorisme. Tidak kalah penting, Operasi Lilin Semeru 2025 juga terintegrasi dengan antisipasi bencana alam, terutama banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem.
“Kami telah menyusun Rencana Kontinjensi Aman Nusa II Semeru 2025, melengkapi sumber daya, serta melaksanakan latihan simulasi,” ungkapnya.(der)