Kecewa Tak Ditemui Dewan, Mahasiswa Panjat Pagar DPRD Kota Malang

Mahasiswa pengunjuk rasa panjat pagar gedung DPRD Kota Malang, Jumat (21/9). (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Ratusan pengunjuk rasa dari Aliansi HMI Cabang Malang nekat lompati pagar DPRD Kota Malang, Jumat (21/9). Aksi nekat itu dikarenakan hampir dua jam berorasi tak kunjung ada anggota dewan yang menemui.

Semula massa sempat memblokir jalan di bundaran Tugu Kota Malang. Mereka duduk -duduk di tengah jalan. Selanjutnya massa langsung merangsek dengan memanjat pagar dengan tinggi sekitar 2 meter itu. Ratusan personel Polres Malang Kota yang berjaga tetap dalam formasi siaga.

Selang beberapa menit kemudian, anggota dewan Fraksi PAN Dito Arief Nurakhmadi serta dua anggota lainnya dari Hanura dan PKS -NasDem keluar. Mereka menenangkan massa dan mengajak berdialog persis di pintu masuk gedung DPRD Kota Malang.

“Pada dasarnya kami mengapresiasi aksi teman-teman HMI. Namun, belum bisa ditemui seluruh fraksi, hanya PAN, Hanura dan PKS-NasDem,” kata Dito.

Dito melanjutkan, tuntutan dan aspirasi memang diatur dan dilindungi dalam undang-undang. Maka pihaknya membuka lebar-lebar pintu dialog.

“Prinsipnya tuntutan mereka (HMI) tentang riil kondisi Indonesia saat ini. Namun, mungkin tidak pas waktunya. Sehingga pimpinan dewan tidak bisa menemui massa,” sambung Dito.

“Kami juga tetap menawarkan untuk dialog dan komunikasi selanjutnya,” tutupnya.

Sementara itu, Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri menjelaskan sejumlah 180 personel diterjunkannya dalam aksi unjuk rasa kali ini.
Dalam penanganannya, diterapkan pola pengamanan dalam pagar untuk antisipasi gesekan yang tidak diinginkan.

“Memang pada akhirnya ada yang lompat pagar namun tetap diamankan agar tidak terjadi keributan,” kata Asfuri.

Disinggung soal tuntutan massa agar Kapolda Bengkulu dicopot. Pasca bentrok dengan HMI Cabang Bengkulu, 18 September lalu. Asfuri enggan berkomentar banyak.

“Tuntutan itu bukan wewenang kami. Tidak perlu disamakan dengan di Kota Malang,” pungkasnya. (Hmz/Ulm)