MALANGVOICE– Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu ditunjuk sebagai Kampung Tertib Lalu Lintas (Tibmaslantas). Penunjukkan ini karena dinilai memenuhi sejumlah indikator oleh Sat Lantas Polres Batu. Dit Lantas Polda Jatim pun melakukan kunjungan kerja dan penilaian Kampung Tibmaslantas Desa Mojorejo.
Penilaian ini merupakan tindak lanjut dari rangkaian lomba Kampung Tibmaslantas yang digelar Ditlantas Polda Jatim dalam rangka menyambut Hari Lalu Lintas (Harlantas) Bhayangkara ke-70.
Kasat Lantas Polres Batu, AKP Kevin Ibrahim memaparkan indikator penilaian. Antara lain keberadaan rambu, zebra cross, marka jalan, dan taman lalu lintas sebagai sarana edukasi. Serta yang tak kalah penting adalah tingkat keaktifan dan partisipasi Polantas dan masyarakat.
98 Persen Warga Binaan Berusia Produktif, Menteri Imipas Dorong Pemberdayaan Berkelanjutan
“Ada beberapa titik kampung tertib lalu lintas yang dinilai, di wilayah Junrejo yang tentunya sudah melalui pengamatan dan pelatihan sadar lalu lintas,” jelas Kevin.
Ia menambahkan, Kampung Tibmaslantas Desa Mojorejo diintegrasikan dengan konsep ketahanan pangan. Lahan tidur dimanfaatkan secara produktif untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan. Sehingga hal tersebut menjadi pembeda dengan Kampung Tibmaslantas di titik-titik lainnya.
“Lahan tidur ditanami berbagai jenis sayuran seperti terong, tomat, dan seledri. Ada juga kolam ikan yang ditempatkan di samping pos kampung tertib lalu lintas. Jadi lebih hijau dan membuat suasana menjadi lebih segar dan indah,” imbuh Kelvin.
Dia menyatakan optimisme akan meraih nilai tinggi dalam penilaian ini. “Melihat semangat warga dan konsep yang kita bangun, kita optimis bisa meraih nilai yang tinggi. Mohon dukungan doanya,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Ditlantas Polda Jatim, Kompol E.S. Narullita, menegaskan, tujuan Kampung Tibmaslantas adalah membangun kesadaran yang tertanam dalam sanubari warga dan menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sekadar memenuhi prasyarat administratif. Ia juga mengapresiasi kreativitas dan kontribusi warga.
“Sangat luar biasa karena upaya untuk menarik partisipasi masyarakat tidak hanya pada sisi lalu lintas tetapi melalui kegiatan ketahanan pangan, sehingga ada ruang interaksi sehari-hari yang mendorong masyarakat berkumpul selain obrolan lalu lintas,” ujarnya.(der)