Kak Qii Bekali Siswa Tingkat Akhir MIN 1 dan MIN 2 Kota Malang agar Miliki Karakter

Muhammad Rifqi Pramantyo, CSP, CFP, CNNLP, CHt alias Kak Qii saat memberikan motivasi. (MVoice/Ist).

MALANGVOICE – Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 dan MIN 2 Kota Malang menggelar pelatihan untuk pengembangan diri yang bertajuk ‘Achievement Motivation Training atau AMT’.

Dalam kegiatan tersebut, MIN 1 dan MIN 2 mendatangkan tokoh pemuda Malang yang menjabat sebagai Konselor Pembangunan Manusia dan Usaha mikro kecil menengah (UMKM) Republik Indonesia, Muhammad Rifqi Pramantyo, CSP, CFP, CNNLP, CHt.

Pria yang akrab disapa Kak Qii ini memberikan motivasi para siswa agar tidak insecure atau kurang percaya diri terhadap apa yang dia bisa atau miliki.

Baca juga:
Kegiatan Rutinan PPP Kota Malang Ngaji Bareng dan Santuni Duafa

Tak Kuat Menanjak, Truk Bermuatan Gula dan Tepung Nyemplung ke Jurang Sedalam 15 Meter

SKD Tak Berlaku untuk Pendaftaran PPDB Jalur Zonasi

“Rata-rata anak yang setingkat SD itu kurang komunikasi antar sesama, antar orang tua dan anak, antar murid dan guru. Nah, kurangnya komunikasi itu akhirnya membuat anak menjadi insecure, tidak percaya diri, tidak mampu menyampaikan isi hati yang ada di dirinya,” ucapnya, saat ditemui awak media, Selasa (27/3).

Menurut Kak Qii, materi yang diberikan ini berbeda, dan dikemas sedemikian rupa agar menjadi menarik dan ringan, sehingga memudahkan para murid tingkat SD untuk memahami.

“Jadi materi yang diberikan ini yang ringan-ringan, hanya menceritakan tentang bagaimana perjalanan hidup saya seperti apa,” jelasbpria yang juga biasa dipanggil Mas Kyai ini.

Kak Qii menjelaskan, sangat penting untuk membekali anak-anak usia dini ini dengan hal-hal yang positif, yang dapat membangun karakter mereka menjadi orang yang tangguh. Karena pada usia tersebut, ingatan yang mereka punya akan mereka bawa hingga mereka tua.

“Anak kecil itu, khususnya anak SD, saya berukur pada diri saya sendiri saja. Pada saat saya SD, saya benar-benar ingat sekali siapa nama guru saya, letak kelas saya dimana, posisi duduk saya dimana, itu ingat detail. Karena anak kecil itu bukan hanya dia memperhatikan, tapi dia merekam,” terangnya.

Sebab, lanjut Kak Qii, jika telah terbiasa sejak dini, maka diyakini hal itu akan menjadikan karakter generasi muda bangsa ini menjadi baik pula.

“Karakter itu terbentuk dari kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Kalau kita biasa berbicara baik, insya Allah nanti juga akhirnya outputnya akan baik,” tegasnya.

Sebagai contoh, tambah Kak Qii, apabila seorang anak terbiasa mengucapkan hal baik, maka hal itu juga akan menjadi kebiasaan mereka di dalam alam bawah sadar.

“Misalnya, tiba-tiba kaget karena ada geluduk. Kalau kita terbiasa untuk ngomong baik, seperti astaghfirullah, maka itu yang akan keluar dari mulut kita. Tapi kalau kita tidak terbiasa ngomong baik, ya ngomonya buruk-buruk,” pungkasnya.(der)