MALANGVOICE – Juru pelihara (Jupel) atau biasa di sebut juru kunci yang bertugas merawat dan menjaga benda cagar budaya berupa candi berharap tempat wisata segera dibuka untuk umum.
Jupel Candi Kidal, Siti Romelah (54) kepada MVoice mengatakan, bangunan candi yang berbeda di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang ini memiliki lambang berupa relief Garudeya yang menginspirasi lambang Garuda Indonesia.
“Ralief itu yang menarik wisatawan. Sebelum pandemi Covid-19, di hari biasa dalam sebulan kurang lebih 1.500 orang yang datang ke sini (Candi Kidal). Biaya masuknya seikhlasnya, kami tidak boleh meminta,” ucap wanita yang telah menjadi Jupel sejak tahun 1984 ini.
Siti Romelah menjelaskan, jumlah wisatawan tersebut berbeda jika pada hari libur, bisa mencapai 2.000 pengunjung dari berbagai wilayah di Jawa Timur.
“Karena Pandemi, BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Timur memerintahkan untuk tutup, dan kami berharap segera dibuka untuk umum lagi,” jelasnya.
Lanjut Romelah, di Candi Kidal ini ada relief Garudeya (Garuda) dalam bentuk manusia berkepala burung yang membawa kisah inspiratif berisi pengabdian seorang anak kepada ibu.
Garudeya, katanya, memiliki ibu bernama Dewi Kadru yang diperbudak Dewi Winata. Untuk melepas sang ibu dari perbudakan Garudeya berjuang keras hingga harus bertarung melawan Dewa Wisnu.
Garudheya pun berhasil membebaskan ibunya dari perbudakan dengan tebusan air suci amerta (air kehidupan).
“Kisah perjuangan Garudeya melawan perbudakan itulah yang kemudian menjadi gambaran Indonesia merdeka dari para penjajah,” terangnya.(end)