MALANGVOICE – Menjelang Iduladha, ketersediaan Liquified Petroleum Gas (LPG) isi 3 kilogram (kg) di beberapa wilayah di Kabupaten Malang mulai susah dicari alias langka.
Banyak toko penjua LPG belum mendapatkan pasokan dari agen. Hal itu membuat banyak warga Kepanjen mulai merasakan kesusahan membeli LPG untuk kebutuhan memasak.
Bahkan, sebagian ibu-ibu harus mencari ke toko-toko penjual LPG yang lokasinya jauh dari tempat tinggalnya atau di wilayah daerah lain.
Baca juga:
Tim Kartika Sari Toyota Malang Banjir Prestasi di Kejurnas Autokhana 2023
Ini Alasan Evan Dimas Ganti Nomor Punggung 9 di Arema
Laka Kerja PG Kebonagung, Satreskrim Polres Malang Periksa Lima Saksi
“Sekarang susah mendapatkan LPG di pengecer. Padahal LPG tersebut satu-satunya kebutuhan untuk aktivitas memasak,” ucap salah satu warga Kecamatan Kepanjen, Sulastri, saat ditemui awak media, Selasa (13/6).
Menurut Sulastri, sulitnya ketersediaan LPG tersebut terjadi beberapa hari lalu, yang disinyalir jumlah kuota dengan kebutuhan di masyarakat tidak sebanding.
Selain itu ulah sebagian oknum yang mencari keuntungan dengan menjual gas LPG 3 kg Rp19 ribu-Rp28 ribu. Padahal sebelum terjadi kesulitan ketersediaan LPG tersebut hanya Rp 16 ribu.
“Saya berharap kondisi ini dapat disikapi pemerintah agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan lain ya di tengah kondisi perekonomian berangsur membaik. Namun, kini dihadapkan kelangkaan LPG 3 kg,” tegasnya.
Terpisah, Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Region Jatimbalinus Taufiq Kurniawan menyampaikan, warung-warung itu yang harus ditertibkan sama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Untuk rantai distribusi Pertamina cukup sampai pangkalan saja.
“Agar tidak termakan info LPG langka, yang akhirnya dimanfaatkan oknum menaikkan harga LPG 3 kg. Pangkalan Resmi Pertamina tiap kelurahan dan desa di Malang Raya sekarang sudah pasti ada melalui program One Village One Outlet, dan program Pertamina tersebut sudah beberapa tahun belakangan ini,” tandasnya.(end)