MALANGVOICE– Kota Batu tuntas 100 persen menjalankan program nasional penguatan ekonomi kerakyatan melalui pendirian Koperasi Merah-Putih di seluruh desa/kelurahan. Meneguhkan diri sebagai daerah yang berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan inklusif, kolaboratif, dan berkelanjutan.
Hal tersebut ditegaskan Wali Kota Batu, Nurochman dalam rangkaian peringatan Hari Koperasi Nasional 2025 di PLUT KUMKM Kota Batu.
Kolaborasi seluruh unsur merupakan faktor penentu yang turut menyukseskan terbentuknya Koperasi Merah Putih di desa/kelurahan se Kota Batu. Ia menegaskan bahwa koperasi bukan sekadar struktur ekonomi, tetapi alat perjuangan masyarakat dalam mengakses keadilan ekonomi. Pihaknya juga tak ingin pembentukan koperasi ini hanya mengejar target administratif, tetapi simbol keberdayaan masyarakat dalam membangun masa depan yang mandiri dan sejahtera.
“Kita ingin koperasi tidak hanya menjadi formalitas administratif atau pelengkap laporan. Koperasi Merah Putih di Kota Batu adalah alat perjuangan masyarakat desa dan kelurahan dalam membangun kemandirian ekonomi. Ini adalah upaya konkret untuk mengurangi kesenjangan, membuka akses modal, memperkuat pasar lokal, dan menyiapkan masyarakat menyongsong transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Cak Nur.
Ia menambahkan bahwa koperasi merupakan instrumen demokratis mempersatukan potensi masyarakat tanpa memandang latar belakang ekonomi. Karena prinsipnya koperasi dibangun berlandaskan asas gotong royong dan kekeluargaan. Nilai-nilai tersebut telah hidup sejak lama di masyarakat.
“Seluruh koperasi Merah Putih ini milik rakyat. Ini bukan milik segelintir elite, ini milik petani, pedagang kecil, pemuda desa, pelaku UMKM, dan seluruh warga yang ingin tumbuh bersama,” ujar politisi PKB itu.
Langkah-langkah keberlanjutan pun dirumuskan agar koperasi-koperasi ini benar-benar hidup, aktif, dan mampu memberikan manfaat konkret. Sehingga badan usaha kerakyatan ini tidak hanya sekadar catatan di atas kertas semata. Pemerintah Kota Batu akan memberikan pendampingan manajemen, akses pembiayaan, pelatihan digitalisasi usaha, dan pembukaan jaringan pasar.
“Jangan hanya sebagai simbol, tapi harus jadi tulang punggung ekonomi lokal. Maka harus terus dikawal, perkuat kelembagaannya, hidupkan organisasinya, dan pastikan manfaatnya dirasakan langsung masyarakat. Kita ingin produk petani dan UMKM Kota Batu masuk ke marketplace nasional, ritel modern, bahkan ekspor,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu, Aries Setiawan menjelaskan, bahwa sebagai bentuk penguatan, Pemkot Batu membentuk satu koperasi induk bernama Koperasi Multi Pihak Coosae. Koperasi ini akan berfungsi sebagai offtaker sekaligus pusat pembinaan seluruh koperasi desa dan kelurahan.
“Coosae ini semacam payung besar, mengusung smart agriculture. Nanti seluruh koperasi Merah Putih akan mendapat pembinaan langsung. Produk pertanian dan UMKM dikembangkan, akses pembiayaan dibuka dan tentu digitalisasi akan menjadi bagian penting agar produk Kota Batu bisa masuk ke pasar nasional hingga internasional. Targetnya jelas, ekspor produk pertanian Kota Batu dan penguatan ekosistem ekonomi desa berbasis koperasi,” papar Aries.(der)