Hero Tito Alami Cedera Otak Diduga Akibat Akumulasi Pertandingan Sebelumnya

Promotor tinju, Armin Tan saat diwawancarai awak media, (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Petinju asal Malang, Hero Tito (35) meninggal pada Kamis (3/3) sekitar pukul 16.45. Ia mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta selama empat hari pasca operasi cedera otak beberapa waktu lalu.

Armin Tan selaku Promotor tinju sekaligus sahabat Hero Tito, menyampaikan cedera otak yang dialami Hero diduga bukan karena pertandingan terakhirnya dalam ajang tinju Nasional Hollywings Sport Show, Ahad (27/2) lalu.

“Menurut saya, dia banyak terluka selama pertandingan sebelumnya. Menurut saya itu akumulasi dari pertandingan-pertandingan yang lama bisa juga ini menyebabkan hal ini (cedera otak),” ujarnya saat diwawancarai awak media, Jumat (4/3).

Baca Juga: Pertandingan Terakhir, Hero Tito Sempat Dijanjikan Bonus Tambahan

Kemungkinan itu disampaikan Armin Tan setelah melihat hasil CT-scan Hero Tito saat dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta.

“Karena dari hasil CT-Scan itu tidak mungkin cedera separah itu karena satu kali pertarungan terakhir Hero,” jelasnya.

Diakuinya, selama ini Hero memang berlatih, bermain dan juga membantu petinju-petinju di Boxing Camp Tangerang milik Armin. Di sisi lain, petinju dengan julukan Hero “The Lion” Tito itu juga menjadi freelance boxing di tempat lain.

“Hero Tito selain dengan saya, dia bisa dibilang freelance boxing, kadang dia bertanding dimana tanpa sepengetahuan saya, karena kebetulan saya bukan manajernya. Dia bisa menentukan lah mau bertanding dimana,” kata dia.

“Jadi Hero banyak bertanding di luar tetapi saya tidak tau regulasi seperti apa yang diterapkan. Apakah diminta ct-scan atau tidak karena saya tidak bersama Hero untuk pertandingan luar negeri,” sambungnya.

Atas musibah yang dialami Hero Tito, Armin berharap Komisi Tinju Indonesia bisa membuat regulasi pertandingan tinju lebih baik lagi, utamanya kejuaraan dalam tingkat nasional.

“Harapannya komisi tinju bisa memperketat regulasi. Seperti pertama, petinju yang mengikuti kejuaraan nasional cukup 10 ronde. Kedua, setiap petinju yang bertanding kejuaraan nasional harus tes MRI, tes HIV, tes Hepatitis tes, harus melakukan itu, kalau tidak itu akan terulang lagi,” pesannya.(der)