Haul ke-15 Gus Dur: Dialog Kebangsaan di GKJW Lawang Bahas Toleransi dan Keadilan

MALANGVOICE- Dalam rangka memperingati Haul ke-15 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Gusdurian Malang Raya yang berkolaborasi dengan GKJW Lawang menyelenggarakan sebuah acara yang penuh makna, yaitu Dialog Kebangsaan dengan tema “Endahing Saduluran, Menajamkan Nurani Membela yang Lemah”.

Acara diadakan pada Minggu, (23/2) ini sebagai bentuk penghormatan dan refleksi atas berbagai nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keberpihakan kepada kaum lemah yang selalu diperjuangkan Gus Dur.

Acara ini diinisiasi guna merajut kembali semangat kebangsaan yang inklusif dan humanis, sesuai dengan teladan yang diberikan Gus Dur.

Dialog Kebangsaan ini menghadirkan para pemuka agama dari berbagai kepercayaan, pejabat pemerintah daerah, dan perwakilan dari berbagai organisasi kemasyarakatan yang aktif di Malang Raya dan sekitarnya yaitu Koordinator Garuda Malang, Muspika Lawang, umat Budha, Penghayat, Baha’i, umat Muslim, umat Hindu, komunitas Arela, GP Ansor Lawang, GKA IMANUEL, GPIB Pelangi Kasih, Mahasiswa Universitas Yudharta Pasuruan, Warga GKJW Lawang dan Kelurahan Kalirejo.

Peringatan Haul ke-15 Gus Dur di GKJW Lawang. (Istimewa)

Malang Autism Summit 2024 Berakhir, Hasilkan Resolusi Perjuangkan Anak Berkebutuhan Khusus

Kehadiran beragam elemen masyarakat ini mencerminkan semangat pluralisme yang selalu dijunjung tinggi oleh Gus Dur. Acara tersebut dilengkapi penampilan tari topeng yang mengagumkan ‎dibawakan oleh Avrel salah satu pemuda GKJW Lawang.‎

Dialog ini membahas berbagai isu aktual yang dipimpin Pendeta Gide sebagai moderator dialog kebangsaan ini yang relevan dengan tema, bagaimana sudut pandang berbagai tokoh agama terhadap Gus Dur, penguatan nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi di tengah masyarakat, peran agama dan organisasi kemasyarakatan dalam membela kaum lemah dan marginal, upaya-upaya konkret yang dapat dilakukan untuk mewujudkan keadilan sosial, serta pentingnya menanamkan nurani yang bersih dan jujur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam dialog itu Wakil Ketua PCNU Kota Malang Dr, Mahpur, menyampaikan saat ini harus dipahami bahwa masih ada berbagai persoalan dan kejadian yang memerlukan kebersamaan.

“Haul Gus Dur ke-15 ini menjadi momentum bagi kita untuk kembali meneguhkan tanggung jawab atas pekerjaan dan kegiatan di wilayah masing-masing,” katanya.

Sementara Pendeta GKJW Lawang, Pdt Sevi Niasari, S.Si.Teol, mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi dalam upaya membangun persaudaraan lintas iman adalah adanya prasangka yang dimiliki oleh masing-masing pihak terhadap keberadaan yang lain.

“Sebagai contoh, prasangka dan ketakutan akan penolakan dari kaum mayoritas terhadap upaya membangun perjumpaan yang dilakukan oleh kaum minoritas terlebih bergender perempuan. Pada dasarnya manusia itu semua baik, terkadang kepentinganlah yang membuat kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai norma dan ajaran,” ungkap Pendeta Sevi.

Sama halnya diungkapkan Gusdurian Muda Malang, Gus Najib, menegaskan pentingnya berani mengambil langkah agar tidak gentar terhadap perbedaan.

Kemudian ditambahkan Koordinator Jaringan Islam Anti Deskrimiasi Jawa Timur, Gus Aan Anshori, menjadi hal yang tidak kalah penting yang perlu dipegang oleh setiap insan yang menghendaki toleransi nyata terjadi di Bumi Nusantara.

“Menjadi hal adalah keberanian untuk terus membuka jalan, menjalin persaudaraan tanpa memandang perbedaan, memanusiakan manusia,” tegas Gus Aan Anshori.

Mengakhiri seluruh rangkaian acara, dilaksanakan doa bersama oleh perwakilan tokoh agama yang diwakili oleh Habib Achmad Hasan mewakili umat muslim, Drs Sa’ib Kundjosasmito S.Kar mewakili Penghayat, Pendeta Jhonatan mewakili umat Kristen, Bu Rahayu mewakili Baha’i dan Bante Samanera mewakili umat Budha yang disambung dengan menyanyikan lagu Endahing Saduluran sebagai lagu penutup.

Dari acara ini diharapkan untuk masyarakat Indonesia, khususnya Malang, untuk lebih memperhatikan isu mengenai keberagaman agama. Berbagai tokoh menyatakan bahwa kegiatan ini sangat baik dan mereka memiliki semangat serta keinginan besar untuk mendukung keberagaman yang ada di nusantara dan senantiasa menanamkan nilai toleransi kepada sesama saudara. Di penghujung acara dilanjutkan dengan ramah tamah sambil menikmati aneka hidangan yang GKJW Lawang sediakan.

Acara Dialog Kebangsaan “Menajamkan Nurani, Membela yang Lemah” yang diselenggarakan oleh GKJW Lawang bekerja sama dengan gusdurian Malang yang dikoordinatori oleh Sih Kanyono berjalan dengan lancar dan sukses.

Acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan keadilan di tengah masyarakat, serta melanjutkan semangat perjuangan Gus Dur dalam menerapkan nilainya.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait