MALANGVOICE – Kota Malang sempat digemparkan penangkapan pria berinisial IA (22), mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) atas dugaan terlibat dalam jaringan teroris di sebuah Indekos wilayah Kota Malang.
Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, paham radikalisme ini bisa ditemukan di mana-mana, termasuk dalam konteks agama sekalipun.
“Kelompok headliners itu ada di semua agama. Tidak hanya agama tertentu. Ini tugas bersama untuk bagaimana membangun kehidupan dengan sistem yang memberikan ruang moderasi, ruang, toleransi, saling menghargai, saling menghormati itu harus terus disemai,” ujarnya, Rabu (1/6).
Dari situ, Khofifah mengajak masyarakat untuk memerangi radikalisme dengan berpegang teguh pada Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945 (PBNU) sebagai pilar dalam menjalani proses kehidupan.
“Jadi PBNU atau empat itu perlu disosialisasikan dan diimplementasikan oleh seluruh warga Nahdlatul Ulama (NU) saya rasa itu basis menjaga dan mengawal NKRI,” kata dia usai menghadiri kegiatan Halal Bihalal dan Pelantikan PC Muslimat NU Kabupaten Malang di Universitas Islam Malang.
Bertepatan dengan momen hari lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni, Khofifah bersama muslimat NU bersama-sama membacakan deklarasi hasil musyawarah Nasional Alim Ulama di Situbondo tahun 1983 tentang Hubungan Islam dengan Pancasila.
“Saya rasa akan sangat baik jika kita me-remind (mengingatkan) kembali hubungan Islam dan Pancasila tentu hubungan agama dan Pancasila,” tandasnya.(end)