Genjot Pertumbuhan Usaha, Perum Perhutani Lebur dan Rebranding Anak Perusahaan

Kementerian BUMN meluncurkan tiga logo baru saat peluncuran entitas tiga anak perusahaan Perum Perhutani. (MVoice/Perum Perhutani)

MALANGVOICE – Perum Perhutani melakukan restrukturisasi penataan tujuh anak perusahaannya. Yakni Inhutani I, Inhutani II, Inhutani III, Inhutani IV, Inhutani V, PT Perhutani Anugerah Kimia (PT PAK) dan PT Palawi Risorsis.

PT Inhutani I, II dan III dilebur menjadi satu entitas baru yakni PT. Inhutani I. Berikutnya, Inhutani IV, V dan PAK dilebur dalam satu entitas yakni PT Inhutani V. Sementara PT Palawi Risorsis dilakukan rebranding menjadi Econique.

Penggabungan dan rebranding tujuh anak perusahaan Perum Perhutani diluncurkan langsung Wakil Menteri I BUMN, Pahala Nugraha Mansury di wana wisata Coban Rondo, Kabupaten Malang, Jum’at (26/8). Menurutnya, upaya ini mendorong perusahaan plat merah itu agar lebih optimal menyetorkan dividen kepada negara melalui pengelolaan sumber daya kehutanan.

“Ini amanah Presiden, bagaimana Perhutani bisa meningkatkan nilai ekonomis melalui produk olahan turunan kayu. Selain itu pelestarian alam juga perlu diperhatikan agar memberi manfaat bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan,” ujar Pahala.

Baca juga : Perhutani Malang Sebut Banjir Bandang Bukan karena Alih Fungsi Lahan

Lebih lanjut, dia menuturkan, optimalisasi dividen dari sektor lingkungan hidup dan kehutanan merupakan satu dari 88 inisiatif strategis yang dimonitor langsung Kementerian BUMN. Dan secara rutin disampaikan kepada Kemenseskab dan Presiden.

Ia mengungkapkan, pada 2021 lalu Perum Perhutani membukukan dividen kepada negara senilai Rp448 miliar. Menginjak semester pertama 2022, dividen yang disetorkan ke negara mencapai Rp301 miliar. Sehingga melalui penggabungan dan rebranding beberapa anak perusahaan Perhutani, dalam rentang 3-4 tahun mendatang, bisa berkontribusi meningkatkan pendapatan negara.

“Semisal penggabungan entitas Inhutani I diharapkan empat tahun mendatang bisa berkontribusi di atas Rp120 miliar. Sebelumnya tidak lebih Rp40 miliar. Di sisi lain, sektor kehutanan berperan vital untuk menurunkan karbon 29 persen pada tahun 2030 dan nol emisi karbon pada 2060,” papar Pahala.

Baca juga : Demi Upah Rp150 Ribu, Dua Pria Asal Kasembon Nekat Curi Kayu Sonokeling di Lahan Perhutani

Penggabungan subholding Perhutani Group resmi dijalankan per tanggal 1 Agustus lalu. Setelah mendapatkan pengesahan dari Kemenkumham meliputi, surat penerimaan pemberitahuan penggabungan perseroan, surat penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar dan surat penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan.

Dirut Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro mengatakan, penggabungan anak perusahaan ini fokus pada strategi produk untuk pertumbuhan bisnis. Nantinya akan dilakukan pula perubahahan model bisnis membentuk sinergi potensial sehingga Perhutani Group siap menghadapi persaingan usaha nasional dan global.

“Tujuan merger untuk “Menuju Perhutani Baru, kami ingin berubah dengan cepat bersama-sama di tengah dinamika yang terjadi saat ini. Kedepannya, Perhutani sebagai induk perusahaan akan fokus pada hulu bisnis, yaitu kelestarian sumber daya hutan dan kelestarian hasil hutan.” ujar Wahyu.

Penggabungan anak perusahaan Perhutani Group menunjukkan strategi product focus. Yaitu Inhutani I fokus pada produk kayu berbasis produk kayu, biomass, pengembangan perdagangan karbon dan pengembangan multi usaha kehutanan. Serta optimalisasi kawasan konsesi hutan alam dan hutan tanaman.

Baca juga : Konflik Tenurial Penguasaan Kawasan Hutan Membelit 3 Desa di Kecamatan Bumiaji

Sedangkan Inhutani V fokus pada produk hasil hutan bukan kayu (HHBK). Berupa gondorukem, terpentin, dan derivatnya, serta optimalisasi pemanfaatan kawasan. Melalui skema kemitraan untuk pengembangan HHBK dan multi usaha kehutanan.

Selanjutnya Econique akan berfokus pada ekowisata. Selain mengelola destinasi wisata dibawah naungannya, bisnis wisata yang dikelola oleh Perhutani dan Inhutani I akan dialihkelolakan secara bertahap kepada Econique. Pada tahun 2022 terdapat 26 destinasi wisata dan 6 rest area yang akan dialihkelolakan.(der)