Eskavasi Situs Candi Pendem Dilanjut Setelah “Disetop” Pandemi

Situasi Proses Eskavasi Situs Candi Pendem. (Achmad Sulchan An Nauri) Temuan koin (Istimewa)

MALANGVOICE – Eskavasi Situs Candi Pendem, di Desa Pendem, Junrejo dilanjutkan setelah sempat terhenti karena Pandemi Covid-19, Rabu (11/11). Tahap eskavasi ini sudah pada tahap keempat.

Tahap pertama adalah pembersihan ilalang. Tahap kedua penggilian sisi utara sedalam 30cm. Tahap ketiga pembukaan sisi timur. Dua tahap pertama telah dilakukan pada November 2019 dan tahap ketiga dilakukan pada Februari 2020.

Di ketiga tahap tersebut Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur telah menemukan sumuran seluas 2,1m x 2,1m yang berisi batu sungai sebanyak satu truk. Selain itu telah ditemukan gerabah bergaya eropa yang diperkirakan berasal dari tahun 1800-an. Juga ditemukan koin Belanda dari Nederland Indie tahun 1825 bertuliskan Java tahun 1801.

“Saat ini eskavasi telah dilanjutkan mulai dari tanggal 9 November kemarin sampai 18 November 2020,” ujar Arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho. Ia mengatakan pada tahap keempat ini dilakukan pelebaran luas penggalian.

Penggarapan eskavasi Situs Candi Pendem ini melibatkan 8 orang. Yakni 4 orang dari Dinas Pariwisata Kota Batu, dan 4 orang dari BPCB Jawatimur.

Saat ini lebar penggalian yang telah dilakukan seluas 7,5m x 7,5m. Luasan itu berupa luasan Situs Candi Pendem. Ditemukan bahwa Situs Candi Pendem ini menghadap ke arah timur. “Karena hadap candi di mana-mana hanya menghadap ke dua arah mata angin, yaitu barat dan timur,” imbuhnya.

Wicaksono menjelaskan bahwa di Situs Candi Pendem ini telah ditemukan batu undakan yang diperkirakan sebagai pintu masuk di sisi timur. Maka pihaknya menduga kuat bahwa hadap candi ini menghadap ke arah timur.

Dikatakan Wicaksono bahwa pihaknya telah menemukan 1 koin perunggu yang telah berkarat. Masih belum diketahui inditifikasi koin tersebut karena masih dalam penelitian.

Pihak Wicaksono menduga bahwa Situs Candi Pendem ini dibangun pada masa Pra Majapahit atau Mataram Kuno. Diperkirakan pada masa Mpu Sendok tabun 928M.

Dugaan ini didasari oleh kedekatan Situs Candi Pendem dengan Prasasti Sangguran, di Desa Ngandat Kecamatan Junrejo. Berdasarkan Prasasti tersebut Situs Candi Pendem diduga merupakan Candi untuk persembahan bagi Sang Hyang Prasada Kabhaktyan Ingsima Kajurugusayan Manajung.

Persembahan tersebut merupakan persembahan pada zaman agama Hindu Syiwa. Namun saat ditemukan, Situs Candi Pendem ini diduga telah dirusak dan dipendam karena pergantian kepercayaan masyarakat pada zaman itu.

Situs Candi Pendem ini ketika ditemukan hanya berupa pondasi saja. Dan banyak batu-batu sungai yang dipendam di sumuran Situs tersebut. “Persitiwa pemendaman itu diduga yang mendasari penamaan Desa Pendem,” jelas Wicaksono.

Wicaksono mengatakan bahwa interpertasi yang telah dilakukan akan selalu berkembang. Perkembangan itu seiring penemuan-penemuan baru pada tahap selanjutnya.

Di lain sisi, Kasi Sejarah dan Purbakala, Disparta Kota Batu, Noerad mengatakan masih belum ada pembebasan lahan untuk perluasan eskavasi. “Pemebebasan lahan ini menunggu rekomendasi dari hasil temuan pada saat eskavasi,” jelasnya.

Hasil rekomendasi dilakukan oleh Disparta Kota Batu yang akan diserahkan kepad Pemerintah Kota Batu. Pada saat ini dana yang digelontorkan untuk proses eskavasi ini sebesar 150 juta.

Selain mengulik sejarah Kota Batu dengan eskavasi Situs Candi Pendem, ada tujuan lain dari proses eskavasi ini. “Tujuan akhirnya ya Disparta akan menjadikan tempat ini sebagai wisata budaya,” tandas Noerad.(der)