Efektivitas Booklet Konvensional dan Digital dalam Meningkatkan Pemahaman dan Sikap Ibu terhadap ASI Eksklusif

MALANGVOICE- Menurut UNICEF (2023) Stunting merupakan permasalahan gizi anak yang banyak terjadi di Benua Asia, salah satunya adalah Indonesia dengan tingkat stunting yang mencapai 31 persen.

Pemberian ASI selama dua tahun pertama kehidupan merupakan praktik yang efektif dalam meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan anak. Meskipun pemerintah Indonesia menetapkan peraturan untuk mempertahankan praktik pemberian ASI eksklusif, namun dapat terlihat bahwa cakupannya masih rendah.

Kota Mataram sebagai salah satu kota di Nusa Tenggara Barat menjadi perhatian dikarenakan memiliki persentase terendah dalam capaian pemberian ASI Eksklusif yang masih berada di angka 20,3%.

Baca Juga: Cegah Pernikahan Dini, Tim Abdimas Ilmu Kesehatan Masyarakat UM Inisiasi Permainan Edukatif di Trenggalek

Serunya Edukasi Demam Berdarah dengan Pop-Up Book: Inisiatif Tim Kesehatan UM di SDN 2 Besuki Situbondo

Tentu saja hal ini menghadirkan permasalahan yang membutuhkan intervensi yang mendesak. Pendidikan kesehatan kepada ibu merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk menguatkan cakupan pemberian ASI di Indonesia.

Dengan demikian, Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi media edukasi yang paling efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang praktik pemberian ASI eksklusif pada masyarakat di Wilayah Kerja Posyandu, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Penelitian ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) point ke-2 untuk mencapai tingkat status gizi yang baik, point ke 3 Kesehatan yang baik dan kesejahteraan dan point ke 4 Pendidikan bermutu.

Baca Juga: Edukasi Melalui Buku Saku untuk Cegah Penyakit Tidak Menular di Desa Wadung

Imbas Ricuh Unjuk Rasa, Perbaikan Gedung DPRD Dipercepat untuk Pelantikan Sabtu Besok

Efektivitas Booklet Konvensional dan Digital dalam Meningkatkan Pemahaman dan Sikap Ibu terhadap ASI Eksklusif. (Istimewa)

Berangkat dari keprihatinan tersebut, tim peneliti dari Universitas Negeri Malang (UM) menginisiasi sebuah penelitian bertajuk “Studi Komparasi Daya Guna Booklet Konvensional dan Digitalisasi dalam Upaya Peningkatan Pemahaman dan Perubahan Sikap Ibu terhadap Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Posyandu Kota Mataram Nusa Tenggara Barat”.

Tim ini diketuai Farah Paramita, S.Gz.,M.P.H, dan beranggotakan Muhammad Al-Irsyad, S.K.M., M.P.H, Dian Puspitaningtyas Laksana, S.KM., M.K.K.K, Dr. Siti Khuzaimah Binti Ahmad Sharoni, serta melibatkan mahasiswa Muhammad Irfan Syahputra, Muthia Yasmin Amira, Dea Aflah Samah, Reza Pahlevi, Oktavia Sri Wahyuni, Fatiya Rizka Putri, dan Muhammad Fahmi Rabbani. Penelitian ini didanai hibah NON APBN UM

Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan selama empat hari, yaitu dari Selasa, 26 Juni 2024, hingga Minggu, 30 Juni 2024. Pada dua hari pertama, kegiatan pengambilan data dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.

Efektivitas Booklet Konvensional dan Digital dalam Meningkatkan Pemahaman dan Sikap Ibu terhadap ASI Eksklusif. (Istimewa)

Selanjutnya, pada hari ketiga dan keempat, proses pengambilan data dialihkan ke wilayah kerja Puskesmas Ampenan. Peneliti mengukur keefektivitasan kedua media tersebut terhadap pengetahuan dan sikap ibu dengan menggunakan pre-test dan post-test yang bersifat kuantitatif.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif di Kota Mataram. Hasil studi ini berpotensi menjadi landasan ilmiah untuk pengembangan strategi intervensi yang lebih efisien dan berbasis bukti dalam upaya meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif.

Selain itu, penelitian ini dapat memberikan panduan bagi pengambil kebijakan dan praktisi kesehatan dalam memilih metode komunikasi kesehatan yang lebih optimal, sehingga diharapkan penelitian ini dapat mendukung tercapainya tujuan kesehatan ibu dan anak yang lebih baik.

Peningkatan angka pemberian ASI eksklusif di Kota Mataram membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan target pemberian ASI eksklusif dapat tercapai dan generasi penerus bangsa di Kota Mataram dapat tumbuh sehat dan cerdas.

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait