MALANGVOICE – Pertama kali Efek Rumah Kaca tampil di Kota Batu. Band yang lagu-lagunya juga terinspirasi aktivis HAM Munir ini beri semangat membara di hadapan ribuan penonton Folk Musik Festival (FMF) 2018 Kusuma Agrowisata, Sabtu (4/8) malam.
Band yang digawangi Cholil Mahmud ini tampil di penghujung hari kedua FMF 2018. Meski suhu Kota Batu yang mencapai sekitar 17 derajat celsius tak menyurutkan semangat penampil maupun penonton.
Hampir seluruh lagu yang dibawakan ERK dinyanyikan bersama seluruh penonton. Mulai lagu anyar dari album Sinestesia seperti Putih dan Jingga. Sampai lagu lawas, Sebelah Mata, Di Udara dan Lagu Cinta Melulu.

Dalam kesempatan itu, Cholil, vokalis sekaligus gitaris ERK mengaku antusias dengan undangan tampil di FMF tahun keempat ini. Mengingat Kota Batu terdapat museum bernama Omah Munir, Cholil berharap semangat yang perjuangan Munit tetap menyala.
“Semoga kita tetap mengingat semangat putra Malang -Batu,” ungkapnya.
Sebelum ERK, formasi penampil yang diusung panitia tak kalah menarik. Ada
Danila Riyadi, Tiga Pagi dan Pusakata.
Khusus Pusakata yang digawangi Mohammad Istiqomah Djamad alias Is, untuk kedua kalinya tampil di FMF. Tahun sebelumnya ia masih bersamadengan Payung Teduh. Beberapa lagu yang dibawakan juga ada yang sama seperti, Angin Pujaan Hati dan Menuju Senja. Hanya alirannya kini lebih kental layaknya musik Blues. Sedangkan untuk lagu anyar yang ditampilkan seperti Kehabisan Kata.
Terpisah, Ketua Panitia FMF 2018 Alek Kowalski menuturkan, ajang kali ini dilakukan tiga hari dengan menambahkan esensi baru dalam festival. Tidak hanya berbicara mengenai pergelaran musik dan pertemuan indah, tahun ini persisnya panitia menambahkan literatur dalam tema besarnya.
“Kami membayangkan ada perbincangan menarik mengenai karya sastra, menciptakan puisi, pertunjukan teater dan pemutaran film. Mereka punya panggung yang pantas dan rasa rindu yang memuncak akan hal sederhana,” jelas pria juga kelahiran Kota Batu ini.