Dugaan Pembunuhan Jalan Emprit Mas, Korban Sering Berdebat dengan Suami

Dugaan Pembunuhan Jalan Emprit Mas

Rumah Nomor 10, Jalan Emprit Emas, Sukun, Kota Malang diberi garis Polisi, (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Ratna yang diduga tewas dibunuh di Jalan Emprit Mas Nomor 10, Sukun, Kota Malang diketahui warga sering bertengkar dengan suaminya bernama Sofyan sejak 4 tahun terakhir.

Menurut keterangan Anggota Linmas RT 4 RW 7, Sukun, Kota Malang, Agus Kurniawan (33), beberapa jam sebelum peristiwa nahas menimpa korban pada Jumat (17/9) juga sempat terjadi pertengkaran pada sekitar pukul 22.00.

“Terdengar suara gaduh dari dalam rumahnya itu. Ibu Ratna terdengar berteriak histeris sambil mengatakan Kapok kon Kapok kon. Tak berselang lama ada suara barang dilempar. Lalu hening,” ujarnya saat ditemui Mvoice, Rabu (22/9).

Baca Juga: Wanita Diduga Dibunuh di Jalan Emprit Mas, Polisi Lakukan Penyelidikan

Sekitar 30 menit usai suara gaduh tersebut berhenti, Sofyan keluar dari dalam rumah untuk berbincang di depan rumah tetangganya yang bernama Deny.

“Sempat ngobrol cukup lama hingga pada Sabtu (18/9) sekitar pukul 00.30 anaknya bernama Bayu pulang menggunakan mobil. Bersamaan dengan itu Pak Sofyan menghentikan obrolan dan ikut pulang,” kata Agus.

Saat sampai di rumah, Bayu yang baru pulang memanggil Ibunya. Namun tidak mendapatkan respon. Lalu Bayu pun mencoba untuk masuk kedalam kamar ibunya tapi terkunci.

“Karena dikunci, Bayu sama Sofyan bergegas melihat dari jendela. Ternyata pintu kamar mandi yang ada didalam kamar ibunya terbuka. Dan terlihat ada darah dilantai. Mereka berlari dan mendobrak pintu yang terkunci dari dalam itu,” terang Agus.

Saat itu, kondisi Ratna sudah tergeletak di kamar mandi disertai banyak darah yang membasahi lantai. Setelah itu Bayu bersama dengan Sofyan akhirnya melarikan Ratna menuju Rumah Sakit (RS).

“Tapi saat melihat luka di bagian kepala Ratna cukup parah dan tidak mungkin hanya disebabkan karena terjatuh di kamar mandi. Dokter menawarkan untuk dilakukan visum, namun Sofyan menolak karena beralasan kekurangan biaya,” tuturnya.

Akhirnya luka jenazah hanya dijahit dan kemudian langsung dibawah menuju tempat persemayaman di Gotong Royong Jalan Tenaga Baru, Blimbing, Kota Malang.

Agus mengatakan Ratna bersama Sofyan dan Bayu sudah mengontrak dirumah tersebut sejak tahun 2014 lalu. Dan sejak 4 tahun terakhir sudah sering terjadi perdebatan antara Sofyan dan Ratna.

“Saya tidak tau pasti apa penyebabnya. Mungkin aja karena Pak Sofyan tidak bekerja dan hanya Bu Ratna aja yang kerja jualan roti,” tandasnya.(der)