Dokter Pratiwi Siap Jadi Relawan Vaksin Nusantara

dr. Yosephine Pratiwi saat ditemui beberapa waktu lalu. (Mvoice/Toski D).

MALANGVOICE – Dr Yosephine Pratiwi yang dikenal berhasil menyembuhkan ratusan pasien Covid-19 di Malang ini memiliki pandangan berbeda terkait vaksin nusantara (VakNus). Karena, VakNus dapat dijadikan antibodi dalam tubuh untuk mencegah penularan Covid-19.

Pasalnya, VakNus yang diciptakan Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia (RI), dr Terawan Agus Putranto tersebut diyakini dapat menciptakan antibodi dalam tubuh, karena VakNus menggunakan sel dendritik.

“VakNus itu menggunakan sel dendritik yang merupakan bagian dari Monosit untuk menciptakan antibodi dalam tubuh. Jadi kalau misalnya ada orang yang terpapar jenis varian apapun, yang paling berperan adalah itu (sel dendritik),” ucap wanita yang akrab disapa Dokter Tiwi ini, Kamis (7/10).

Baca juga: Terdakwa Kasus Penggelapan Rp2,5 Miliar Divonis Tiga Tahun Penjara

Keyakinan wanita kelahiran, Jombang 2 Maret 1986 ini membuat dirinya termotivasi untuk menjadi relawan untuk VakNus tersebut, bahkan menyatakan kesiapannya untuk menjadi orang pertama yang akan divaksin jenis VakNus. Namun, jika memang vaksin tersebut sudah beredar di pasaran, maka dirinya juga siap untuk merogoh kocek pribadi untuk membeli vaksin tersebut.

“Saya siap menjadi orang pertama yang di vaksin, mungkin pasien-pasien saya yang fanatik dan benar-benar dekat dengan saya, beserta keluarga saya siap beli dan siap bayar, kalau vaksin itu ada di Malang. Jadi saya beserta keluarga saya juga mau kalau ada yang menyediakan,” akunya.

Keyakinan Tiwi ini bukan tanpa dasar, karena dalam penggunaan VakNus yang bersifat lebih individual dan memanfaatkan sel darah setiap orangnya masing-masing, itulah yang dinilai sangat cocok untuk digunakan banyak orang.

“Jadi yang dipakai ini kan sel darahnya sendiri. Jadi masing-masing orang itu punya vaksinnya sendiri-sendiri di dalam tubuhnya. Dari si A dan si C itu beda, dan gak bisa disamakan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Tiwi menjelaskan, VakNus yang ia sebut lebih bersifat individual ini artinya adalah tidak bisa setiap orang menerima vaksin yang sama antara satu orang dengan orang lainnya. Yakni dengan menggunakan darah masing-masing orang. Dirinya juga beranggapan bahwa vaksin dengan mekanisme penggunaan seperti itu, baru ada di Indonesia.

“Individual itu kan enggak langsung semua divaksin sama. Jadi kan kita gunakan darah kita sendiri. Darah si A diambilkan dari A, setelah diambil dimasukkan ke alat, diproses selama kurang lebih tiga hari, lalu dimasukkan ke tubuh si A lagi. Itu yang membuat saya berpikir bahwa vaksin ini bagus. Bahkan ini juga belum ada di dunia. Dan ini aman,” tegasnya.

Terlepas dari hal tersebut, saat ini masih banyak masyarakat yang dinilai belum paham betul terkait penanganan gejala Covid-19. Salah satunya gejala yang paling sering timbul adalah sesak nafas, dengan saturasi oksigen yang setelah ditest berada di bawah 90 atau bahkan di bawah 80.

“Oksigen memang penting. Tapi itu paru-parunya harus berkembang dulu, baru bisa perbaikan. Melalui terapi oksigen. Untuk itu saya menyarankan agar masyarakat tidak takut atau segan untuk menghubungi nakes jika menemukan atau bahkan merasakan gejala yang mungkin timbul akibat Covid-19,” pintanya.(der)