Disparta Kota Batu Genjot Seni Tradisi Sebagai Ikon Wisata Budaya

Disparta Kota Batu memiliki program mementaskan pertunjukkan seni tradisi yang rutin digelar tiap bulan di Sendratari Arjuna Wiwaha (MG1/Malangvoice)

MALANGVOICE – Destinasi wisata budaya menjadi prioritas yang terus dipacu Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu. Strategi itu sebagai upaya untuk menarik minat kunjungan wisatawan. Terlebih tahun ini target kunjungan dipatok 5 juta wisatawan.

Untuk mendukung terwujudnya pengembangan wisata budaya, Disparta menyajikan berbagai pertunjukkan seni tradisi di Sendratari Arjuna Wiwaha. Setiap bulannya rutin digelar berbagai tarian tepat saat malam bulan purnama. Seperti gelaran Padhang Bulan yang digelar pada Rabu malam kemarin (16/2).

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan, seni pertunjukkan tradisi Padhang Bulan yang rutin digelar tiap bulan ini, bisa menjadi ikon wisata budaya. Serta memfasilitasi ruang kesenian bagi pelaku seni menampilkan hiburan dan edukasi.

Baca Juga: Disparta Targetkan Tahun Ini Kota Batu Miliki Perda Rippda

“Kota Batu adalah kota wisata yang cukup lengkap, tidak hanya destinasi alam, destinasi buatan, dan desa wisata. Sekarang juga ada wisata budaya, di Yogyakarta dan Bali ada, Kota Batu juga ada,” ujarnya.

Arief berkeinginan agar destinasi wisata budaya ini bisa diintegrasikan dalam paket wisata. Sehingga bisa dikomersilkan bagi wisatawan. Dengan begitu pelaku seni mendapatkan nilai ekonomis yang nantinya bisa memacu mereka berkreasi. Pemikiran itu terinspirasi dari pentas seni pertunjukkan tradisi seperti di Yogyakarta.

“Misal dikenakan Rp 50 ribu-Rp 70 ribu. Tentu pelaku seni akan mendapatkan pendapatan yang bisa mereka kelola. Dinas berjanji akan menyiapkan semua pendukungnya dengan gratis agar pentas berjalan lancar dan seniman tidak terbebani,” tegasnya.

Ia menambahkan, penamaan Sendratari Arjuna Wiwaha dikaitkan dengan topomini gunung yang berada di Kota Batu, yakni Gunung Arjuna. Selain itu Arjuna juga lekat dengan nama lakon pewayangan. Lakon ini nantinya akan ditransformasikan dalam bentuk tarian yang akan dipentaskan di Sendratari Arjuna Wiwaha kepada wisatawan.

“Kami ingin Kota Batu seperti Yogyakarta yang punya Ramayana, Bali yang punya Tari Kecak. Nah di Batu ini punya Tari Arjuna Wiwaha,” ucap dia.

Pementasan Padhang Bulan yang digelar pada Rabu kemarin (16/2), pelaku seni Sanggar Karya Budaya menampilkan sendratari menggabungkan ragam seni yang ada seperti jaran kepang, bantengan, sanduk, dan sebagainya.

Pembina Sanggar Karsa Budaya, Agus Mardiyanto mengatakan, penampilannya itu memiliki alur cerita yang mengedepankan identitas budaya Kota Batu yaitu Bantengan dan Jaran Kepang.

Harapannya budaya di Kota Batu terus berkembang pesat karena mendapat dukungan penuh dari Dinas Pariwisata baik sarana prasarana maupun lainnya.

“Bisa dilihat sendra tari Arjuna ini bisa kita pakai untuk latihan secara gratis. Berbeda bila dibandingkan dengan Solo, seniman di sana harus menyewa tempat perjam Rp 300 ribu untuk latihan maupun tampil. Tapi di Kota Batu tidak, semua gratis,” ungkapnya.(der)