Dispangtan Pemkot Malang Siap Gelorakan Urban Farming

Prototype kopi mobiling yang sedang dijajaki oleh Dispangtan Kota Malang untuk optimalisasi ketahanan pangan perkotaan. (istimewa)

MALANGVOICE – Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian (Dispangtan) Pemkot Malang akan segera menindaklanjuti lomba ketahanan pangan, khususnya urban farming.

Lomba yang juga diinisiasi Tim Penggerak (TP) PKK ini akan melibatkan jajaran OPD Pemkot Malang hingga ke tingkat kelurahan.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang, Widayati, atau akrab dipanggil Widayati Sutiaji, mengatakan, gerakan urban farming yang diinisiasi TP PKK ini, selain bertujuan untuk mencukupi kebutuhan pangan yang aman dan sehat, salah satu tujuannya juga berupaya untuk mengurangi stunting di Kota Malang.

“Terbukti sudah banyak RW yang melakukan urban farming. Tidak hanya RW yang kita beri stimulan bibit, tapi di kanan kirinya juga ikut melakukan urban farming,” ujarnya, Selasa (16/2).

Sejauh ini, bahkan banyak masyarakat yang memanfaatkan halaman atau teras rumahnya untuk bercocok tanam.

“Kami sangat menyambut baik gebrakan seperti ini. Apalagi respon dari pemerintah juga luar biasa untuk turut melakukan pembinaan,” tutur wanita yang juga menjabat kabid di Dinas Pemuda, Olahraga & Pariwisata (Disporapar) Kota Malang ini.

Sementara itu, jajaran Dispangtan diharapkan memiliki peran penting dalam fungsi fasilitasi serta mewujudkan nilai tambah dari produk pertanian. Salah satunya adalah dengan ikut mengawal pengolahan hingga pemasaran produk pertanian warga Kota Malang.

“Bapak kepala dinas berharap, agar tidak hanya menanamkan mindset sebagai petani konvensional. Tapi, juga harus berpikir layaknya entrepreneur. Misalkan saja, ketika kita memberikan bibit kepada masyarakat, maka mereka harus bisa membuat nilai tambah dari bibit-bibit yang sudah dihasilkan. Juga harus memikirkan bagaimana konsep melebarkan pemasarannya,” ujar Sekretaris Dispangtan, Ir Eny Handayani MSi.

Hal itu diamini Kepala Dispangtan Kota Malang, Ir Ade Herawanto MT. Dia menekankan, contoh urban farming pada aspek finishing yaitu markerting dengan mengembangkan entrepreneurship.

“Misalnya kopi dan umbi-umbian yang diolah dan didisplay serta disajikan dalam satu format mini yang milenial. Istilahnya seperti kopi mobiling,” terang pria yang memperoleh gelar insinyur teknologi pertanian dari UB dan melanjutkan magister tata ruang kota jurusan arsitek di Fakultas Teknik UGM tersebut.

Pasalnya, di era seperti sekarang apalagi dalam masa pandemi covid-19, ketahanan pangan secara mikro dan digitalisasi prosessing maupun marketing sangat perlu dijalankan.

Sam Ade d’Kross, sapaan akrabnya, juga meminta jajarannya untuk dapat bekerja sama dengan seluruh stakeholder ketahanan pangan dengan kerja bareng berbasis konsep pentahelix, fokus pada urban farming sejak dari hulu saat pra panen sampai ke hilir pasca panen.

Di antaranya kolaborasi dengan ibu-ibu PKK Kota Malang, bekerjasama dengan ibu-ibu Persit di kesatuan-kesatuan TNI, ibu-ibu Bhayangkari serta sinergi dengan koperasi dan jaringan pondok pesantren Kota Malang.

Dia mencontohkan, berbagai produk juga mulai dikenalkan ke publik melalui giat bazar rutin setiap hari Jumat di Kantor Dispangtan Kota Malang, Jalan A Yani Utara No 202, kawasan Arjosari.

”Selama ini yang sudah jalan adalah bazar produk hasil pertanian, baik dari petani kita maupun masyarakat umum. Ke depannya, kami ingin nilai tambah. Jadi hasil produksi yang dipasarkan tidak hanya berupa hasil mentah saja, tapi semestinya juga bisa dalam bentuk siap konsumsi. Dispangtan juga memastikan produk tersebut terjamin dan aman,” beber penggagas konsep urban farming pesantren dan Mlijo Online sebagai salah satu alternatif digital marketing produk-produk urban farming ini.

Sebelumnya, Ade yang juga dikenal sebagai musisi rock dan tokoh Aremania telah menginstruksikan jajarannya, mulai pejabat eselon 3 sampai dengan pelaksana dan TPOK untuk berinisiatif mencetuskan berbagai inovasi terkait urban farming, khususnya pada sektor digital marketing produk hasil-hasil pertanian.

Berbagai program kerja inovatif pun telah disusun dengan matang. Selain menggelar lomba inovasi internal berhadiah, Dispangtan juga menggagas lomba urban farming tingkat Perangkat Daerah dan tingkat dasawisma, pembuatan mini food estate pembinaan teknis budidaya ikan di kolam knockdown pada pembudidaya pemula, pembinaan teknis kesehatan hewan kesayangan serta dukungan sarpras kepada petani di Kota Malang dan lomba menu berbahan dasar ikan sebagai sarana gerakan gemar makan ikan.

Pria yang hampir delapan tahun menjabat Kepala Bapenda dan pernah 11 tahun bertugas di Dinas Permukiman & Pra Sarana Wilayah (Kimpraswil) atau DPU Cipta Karya itu juga sudah melakukan pembahasan mengenai penjajakan kerja sama pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian perkotaan bersama para pakar, akademisi, stakeholder ketahanan pangan dan pegiat pertanian dalam forum ‘Urban Farming Arema’.(der)