Dirasa Belum Ideal, Pedagang Rombak Tempat Relokasi dengan Biaya Mandiri

Pedagang membenahi secara mandiri kios relokasi karena dirasa kurang layak. (MG1)

MALANGVOICE – Seluruh aktivitas di Pasar Induk Kota Batu harus dihentikan per hari ini, Kamis (30/12). Hal ini diikuti pula dengan pemadaman aliran listrik yang akan diputus pukul 17.00.

Dengan adanya kebijakan itu, Diskumdag melalui UPT Pasar Induk Kota Batu memberi batas waktu pengosongan kios pada Rabu kemarin (29/12). Sehingga paling tidak, pada Kamis (30/12), mereka segera menimpati tempat relokasi di sekitar Stadion Gelora Brantas.

Pembangunan tempat relokasi sebanyak 1.136 unit rampung dibangun pada awal Desember lalu dengan anggaran Rp 4,7 miliar. Meski begitu, lantas pedagang tak segera menempati relokasi untuk memulai aktivitas perdagangannya.

Salah satu alasannya, karena pedagang menilai tempat relokasi belum memadai dari segi luas maupun kelayakannya. Mereka pun memilih merenovasi ulang dengan biaya mandiri. Beberapa bagian yang dibenahi antara lain bagian lantai dan dinding, lantai yang sebelumnya hanya beralaskan pasir ditutup dengan paving. Begitu juga di bagian dinding diberi tambahan pemasangan triplek.

Renovasi ini juga demi keamanan barang-barang dagangan mereka. Pedagang emas, Aminuddin mengatakan faktor keamanan sangat penting bagi dirinya. Oleh sebab itu, ia merenovasi bangunan yang ia tempati. “Pokoknya keamanan sangat penting,” ujar pria yang menggeluti perdagangan emas selama 41 tahun itu.

Relokasi saat ini bukan kali pertama bagi Aminuddin. Selama berdagang ia sudah pernah merasakan empat kali relokasi di tempat berbeda. Dari pengalamannya tersebut, faktor keamanan dinilainya menjadi prioritas bagi pedagang emas.

“Tidak memungkinkan juga kalau dibawa pulang, repot dan rawan. Makannya ini saya renovasi, saya sudah minta izin ke Ibu Dewanti saat bertemu di pasar beberapa hari lalu,” ungkapnya.

Aminuddin mengaku tidak berani jualan jika tidak direnovasi sesuai dengan kebutuhannya sebagai pedagang emas. Dua hingga tiga hari ke depan, Aminuddin memprediksi sudah bisa berjualan seperti biasa di tempat relokasi.

“Ya namanya relokasi, biasa-biasa saja. Sepanjang pengalaman saya, tempat relokasi memang seperti ini, tapi kan tidak lama. Saya biasa saja kalau relokasi seperti ini,” ungkapnya.

Indah (45) penjual ayam potong berpendapat lapak yang ia tempati saat ini di tempat relokasi belum ideal. Sejak mendapatkan kunci kios, Indah belum jualan sama sekali. Kesehariannya disibukan dengan merenovasi bangunan. “Hendak bagaimana lagi, yang disediakan kurang layak. Saya harus membenahi,” paparnya.

Ia menghabiskan dana hingga Rp 6 juta untuk membeli kebutuhan renovasi. Ia berharap tempat relokasi nanti ramai oleh pembeli. Dengan begitu, tidak ada kerugian yang diterima pedagang. “Semoga saja ramai nanti,” harapnya.(der)