Deteksi Emosi Temuan Rana el Kaliouby

MALANGVOICE – Emosi adalah cara manusia untuk bisa berinteraksi, bersosial, dan menunjukkan perasaan kita sekarang. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, bentuk interaksi yang yang dilakukan oleh manusia bukan interaksi yang bersifat langsung seperti bertatap muka, kemudian bercengkrama sambil jalan-jalan ataupun ngobrol santai sambil minum kopi.

Dengan adanya teknologi hubungan antar manusia yang berjauhan tempatnya pun masih bisa di jangkau. Banyak aplikasi chatting, video call yang memudahkan manusia untuk berinteraksi dengan kerabat jauh. Tetapi, salah satu kekurangan dari teknologi ini adalah tidak adanya kemampuan bagi pengguna untuk bisa menyalurkan emosi atau perasaan langsung kepada lawan bicaranya. Emoticon, gambar, dan foto tentu tidak cukup untuk bisa meluapkan emosi sepenuhnya.

Rana el Kaliouby, seorang Ahli Komputer lulusan Cambdridge University ini menemukan ide kreatif untuk membuat aplikasi yang bisa memahami dan merespons emosi manusia dengan membaca ekspresi penggunanya. Dalam prosesnya, Rana membuat program khusus yang bisa membedakan ekspresi manusia dari yang bahagia, sedih, empati, sedih, dan sebagainya.

Alogaritma dari program tersebut menyimpan kode dari semua contoh-contoh yang sudah di pilih Rana sebelumnya. Ternyata setiap ekspresi yang dibuat menjadi kode-kode tersebut memiliki struktur dan bentuk kerutan wajah yang sama meskipun foto diambil dari berbagai macam manusia dari ras, etnik, suku, jenis kelamin, dan warna kulit yang berbeda. Lebih dari 5 juta orang berpastipasi untuk membantu Rana mengumpulkan data ekspresi wajah untuk mengembangkan aplikasi ini.

Rana berharap, dengan aplikasi ini, teknologi akan mampu mengembangkan berbagai macam alat canggih yang juga memiliki emotionsensor untuk mendeteksi emosi penggunanya. Bayangkan jika kulkas bisa mengetahui bahwa anda sedang stress, kulkas akan secara otomatis terkunci dan mencegah anda untuk mengambil cemilan.

Bayangkan jika kacamata bisa membantu anak yang autis untuk membaca ekspresi orang lain dan membantu mereka untuk bersosialisasi. Seperti layaknya guru yang sedang mengajar dikelas, sebuah aplikasi belajar atau alat olahraga akan tahu jika pengguna aplikasi tersebut merasa bosan dan mengantuk, mungkin alat itu akan mempercepat atau memperlambat kecepatannya untuk memudahkan pengguna alat tersebut.