Daging Ayam hingga Cabai, Penyumbang Deflasi Kota Malang September 2020

Ilustrasi daging ayam ras
Ilustrasi daging ayam ras

MALANGVOICE – Kota Malang kembali mengalami deflasi pada September 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat deflasi sebesar 0,05 persen.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan bahwa, deflasi didorong adanya penurunan pada kelompok pengeluaran transportasi, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau, masing-masing sebesar 0,30 persen, dan 0,22 persen.

Sunaryo merinci, komoditas penyumbang deflasi Kota Malang adalah penurunan harga tiket pesawat yang mencapai 3,71 persen, daging ayam ras 2,0 persen, telur ayam ras, 4,29 persen, cabai rawit 12,89 persen, dan emas perhiasan turun 0,69 persen.

kelompok pengeluaran lain yang menyumbang deflasi Kota Malang adalah penurunan pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, yang tercatat sebesar 0,01 persen.

“Dua kelompok itu (transportasi dan makanan minuman) yang memberikan andil besar terhadap deflasi Kota Malang,” katanya saat konferensi pers, Kamis (1/10).

Sementara, lanjut dia, untuk komoditas penghambat deflasi, diantaranya kenaikan harga bawang putih sebesar 8,43 persen, sepeda motor naik 0,85 persen, bawang merah 3,37 persen, dan minyak goreng naik sebesar 0,66 persen.

Ia menambahkan, bahwa kelompok pengeluaran yang menjadi penghambat deflasi diantaranya kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik atau mengalami inflasi sebesar 0,33 persen.

Kemudian, ada kelompok perawatan pribadi, dan jasa lainnya naik sebesar 0,16 persen, kesehatan naik 0,13 persen, pakaian, dan alas kaki naik 0,03 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen, dan penyedia makanan, dan minuman restoran naik 0,01 persen.

Sedangkan, ada dua kelompok pengeluaran yang tercatat stabil tersebut, yakni kelompok pengeluaran air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, serta kelompok pengeluaran pendidikan.

“Deflasi pada September ini merupakan yang keempat kalinya. Sebelumnya deflasi juga terjadi pada bulan Maret, April, Agustus 2020,” sambung dia.

Tercatat, inflasi tahun kalender Kota Malang pada periode Januari hingga September 2020 sebesar 0,83 persen, sementara untuk inflasi Years on Years (YoY) sebesar 1,22 persen. Untuk inflasi tahun ke tahun, pada 2020 ini merupakan yang terendah selama 10 tahun terakhir.

“Inflasi tahun ke tahun Kota Malang pada 2020, merupakan yang terendah dalam sepuluh tahun terakhir,” pungkasnya.

Perlu diketahui, untuk wilayah lain di Jawa Timur, sebagian besar mengalami deflasi, dan hanya Kota Kediri yang mengalami inflasi sebesar 0,15 persen.(der)