MALANGVOICE- Pendidikan pondok pesantren harus siap beradaptasi mengikuti perkembangan zaman agar mencetak lulusan unggul dan berdaya saing menghadapi tantangan di masa mendatang. Sehingga dibutuhkan transformasi metode pendidikan di era perkembangan teknologi digital.
Cawali nomor 1 Pilkada Batu, Nurochman menyusun gagasan visioner untuk mengukir wajah baru pondok pesantren (ponpes) Kota Batu di masa depan, terutama di era Society 5.0. Menurut Duta Santri Kota Batu itu, pesantren sudah harus siap dengan berbagai kemungkinan digitalisasi pendidikan yang perlu diadaptasikan di pesantren.
Gagasan tersebut ia sampaikan saat menghadiri Apel Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024 yang digelar oleh PCNU Kota Batu di Stadion Gelora Brantas. Apel itu dihadiri 6.000 siswa madrasah dan ponpes, serta tokoh keagamaan di Kota Batu.
Dalam puncak peringatan HSN 2024 itu juga diisi berbagai kegiatan mulai jalan bersama dari kantor PCNU Kota Batu ke Stadion Brantas, doa bersama, penampilan seni budaya Islam, serta pidato kebangsaan terkait sejarah perjuangan santri dalam kemerdekaan bangsa.
Cak Nur, demikian sapaan akrabnya, menuturkan jika ponpes juga harus berperan aktif dalam membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) lewat jalan pendidikan. Ini adalah kontribusi pesantren dalam mewujudkan Indonesia Emas pada 2045.
Sebab itu, dalam peringatan HSN 2024 ini harus menjadi momentum melesatkan kiprah dan kontribusi pesantren untuk dunia. Cak Nur yang merupakan alumni dari Kampus NU alias Unisma ini ingin agar santri memperluas kontribusinya di berbagai sektor kehidupan masyarakat.
“Saya berharap santri bisa mewarnai seluruh sektor kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbudaya. HSN ini menjadi momentum untuk menjaga spirit perjuangan santri terus bergelora hingga di masa depan,” ungkapnya.
Kontribusi Nurochman sendiri di dunia pesantren sudah seperti mengakar. Lahir dan tumbuh besar di Kota Batu, Cak Nur merupakan kader organik NU yang mengawali karir organisasi dari bawah. Ia pernah menjadi Ketua Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Batu pertama kali, sejak Kota Batu resmi sebagai daerah otonom.
Kiprah politiknya terus melejit hingga menjabat sebagai Ketua DPC PKB selama 3 periode (2010-2026) dan menjadi wakil rakyat sebagai Wakil Ketua DPRD selama 2 periode (2014-2024). Selama itu pula, ia berperan penting dalam tumbuh kembang pesantren di Kota Batu.
Cak Nur banyak memberikan berbagai macam terobosan, mulai infrastruktur pembangunan, pengembangan kelembagaan, pemberdayaan, pesantren, madrasah, musala, masjid, TPQ Madin, hingga santri di Kota Batu.
Cak Nur juga menjadi salah satu inisiator Perda Pesantren di Kota Batu. Putra daerah asli Desa Sumberejo itu juga menjadi Ketua Pansus Perda Fasilitasi Pesantren hingga akhirnya disahkan pada 2022. Tidak heran jika predikat santri selalu lekat padanya.
Bahkan dari Perda tersebutlah, muncul gagasan dan inovasi-inovasi baru di tubuh kelembagaan, sarana prasarana hingga pembangunan kualitas SDM pesantren berdaya saing.
Bahkan, berbagai aspek lintas keilmuan mulai diterapkan di pesantren. Seperti kewirausahaan santri (entrepreneurship), pos layanan kesehatan pesantren hingga digitalisasi pesantren.
“Saya ingin ke depan pesantren dan juga santri bisa adaptif dengan berbagai perkembangan teknolog di era 5.0. Dengan begitu, eksistensi perjuangan santri bisa terus eksis sepanjang zaman,” harap alumnus Kampus NU ini.
Komitmen yang sama diungkapkan Heli Suyanto, Calon Wakil Wali Kota Batu. Menurut Ketua DPC Partai Gerindra ini, komitmen paslon dengan jargon ‘Mbatu SAE’ terhadap pondok pesantren ini bukan sekadar janji politik.
“Sumbangsih santri-santri di Kota Batu sudah banyak mampu mewarnai pembangunan Kota Batu selama ini. Ini bukti bahwa pesantren juga menjadi ujung tombak dalam mencetak generasi Emas 2045,” tuturnya.(der)