MALANGVOICE– Kian terhimpitnya eksistensi komoditas apel di Kota Batu, mau tidak mau membutuhkan kebijakan strategis dari sosok wali kota. Ketidakseriusan pemerintah dalam hal ini membuat banyak petani apel membutuhkan sosok baru yang berpihak pada petani.
Seperti dikatakan petani muda dan pengusaha apel celup, Alfredo Dhilan G. yang menilai banyak kebijakan pemetintah yang sudah usang dan tidak relevan lagi. Seperti halnya pada inovasi buah apel.
Secara umum, di Kota Batu hanya ada 4 varietas yakni apel manalagi, anna, room beauty dan green smith atau apel hijau Australia. Apel, kata dia berbeda dengan buah lain seperti jeruk, alpukat, dan lain-lain. Semua jenis buah-buahan ini varietasnya berkembang.
Wujudkan Zero Emisi, PT Bina Pertiwi ‘Hijaukan’ Lereng Gunung Arjuno
“Jadi kalau saya pikir, di sini itu ada Balitjestro milik Kementerian Pertanian, tapi tidak ada yang fokus pembibitan buah apel. Harusnya kalau ada penetrasi khusus, seharusnya bisa didorong untuk pengembangan buah apel,” kata Edo.
Menurut Edo, harusnya pemerintah membuat demplot, semacam metode penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan membuat lahan percontohan untuk memperkenalkan dan memperagakan teknik-teknik pertanian, balai penelitian hingga pembibitan buah apel.
Saat ini baginya, hal itu yang dibutuhkan oleh petani. Misalkan varietas apel manalagi tidak bisa bertahan, ia menyarankan pemerintah untuk mendatangkan 20 – 30 bibit dari beragam varietas dari luar negeri dan diujicobakan.
“Saya pikir seharusnya bisa daripada tidak melakukan apa-apa. Pertanyaannya kan tinggal mau atau tidak,” tuturnya.
Alfredo sendiri telah membuktikan bahwa apel hijau atau apel Australia yang selama ini dinomorduakan punya potensi yang bagus. Selain harganya bagus, apel hijau memiliki kandungan vitamin dan memiliki teknis perawatan yang sudah diatur.
“Sekarang, saya coba 10 bibit apel hijau coba saya kembangkan karena kalau dulu, apel hijau lebih bertahan terhadap penyakit dibanding manalagi,” ujarnya.
Menurut Edo banyak hal yang seharusnya bisa dilakukan jika mau. Mulai menggarap perbaikan industri apel ini dari hulu hingga hilirnya. Mulai perbaruan regulasinya, infrastruktur, proses tanam dan panen, pengolahan dan produksi, kemudian jual.
Edo mengatakan gagasan seperti ini rupanya hanya dimiliki pasangan calon nomor urut 2 Firhando Gumelar dan H. Rudi. Keduanya, bagi dia memiliki perhatian dan pemikiran bagaimana mengembangkan varietas apel di Kota Batu.
“Mas Gum datang ke sini. Dia masih muda tapi memiliki perhatian lebih buat pengembangan pertanian apel di Kota Batu. Saya rasa, dengan pemikiran yang terbuka, industri apel di Kota Batu akan maju dan besar,” ujar Sarjana Teknik Pengairan Universitas Brawijaya tersebut.(der)