Buka Workshop Ekraf, Sutiaji: Modal Bukan Utama Tapi Kreativitas

Wali Kota Malang Sutiaji membuka workshop ekonomi kreatif di Balai Kota Malang, Rabu (20/2). (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Era digitalisasi atau dikenal revolusi industri 4.0, Wali Kota Malang Sutiaji mengajak pelaku usaha jeli menangkap peluang. Sebab, iklim bisnis saat ini lebih praktis dan menawarkan beragam keuntungan.

Hal ini diungkapkan Sutiaji saat membuka workshop yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bertajuk Workshop Pembinaan dan Pemberdayaan Pelaku Ekonomi Kreatif dan Pameran 8 Sub Ekonomi Kreatif Tahun 2019 di halaman Balai Kota Malang, Rabu (20/2).

Ia menjelaskan, sederet potensi yang dimiliki para pemuda Kota Malang sangat mungkin membangun komunitas ekonomi kreatif berbasis digital. Terlebih, dalam berbagai kesempatan Kota Malang selalu ditunjuk sebagai pilot project dalam kegiatan berbasis digital dalam kancah Nasional maupun internasional.

“Seperti program AI (artificial intelligence), di mana Kota Malang jadi pilot project di Indonesia bahkan Asia,” jelasnya.

Sutiaji menambahkan, era revolusi industri seperti sekarang, ada banyak peluang yang bisa diambil. Karena modal bukan lagi menjadi kebutuhan utama. Melainkan dapat diatasi dengan kreativitas dan inovasi dari setiap pelaku usaha.

“Nggak seperti dulu, sekarang kita bisa membuat usaha tanpa harus ada tempat yang megah. Modal bukan lagi yang paling utama. Memang modal dibutuhkan, tapi niat dan kreativitas paling penting,” sambung dia.

Sutiaji juga menekankan agar kegiatan pembinaan sekaligus workshop yang digelar 20 -21 Februari itu terus ditindaklanjuti. Sehingga industri kreatif yang dikelola anak muda lebih berkembang.

“Pembinaan terhadap UMKM dan pelaku industri tentu tidak instan, semuanya butuh proses dan akan terus dilakukan. Jelas pembinaan akan terus dilakukan dan itu hasilnya pasti berjangka,” urainya.

Pria berkacamata itu juga menyampaikan kepada seluruh penggerak ekonomi kreatif bahwa ditahun 2020 akan membuat Rumah Kreatif dengan tujuan untuk menampung aspirasi dan Start-Up untuk berkreasi dan mewujudkan ide-ide di pikirannya.

“Pada 2019 ini juga, kami akan menjadikan kawasan Kayutangan menjadi kawasan heritage yang berbasis IT,” pungkasnya.

Ketua pelaksana kegiatan sekaligus Kepala Disbudpar Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni menyampaikan komitmennya untuk melaksanakan kegiatan ini secara rutin dan berkelanjutan.

“Kegiatan ini akan kita lakukan secara terus menerus dan berkelanjutan sebagai upaya melihat peluang agar bisa eksis dalam pesaingan secara kuat dibidang digital. Dengan di era digital peluang harus dimanfaatkan secara maksimal sebagai sarana promosi agar menghasilkan keuntungan” pungkasnya.

Perlu diketahui, rangkaian kegiatan menyambut Hari Jadi ke-105 Kota Malang ini meliputi Workshop Pembinaan & Pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif yang diikuti oleh 100 peserta, Pameran atau pasar Kreatif dengan 41 peserta dari 8 sub sektor Ekonomi Kreatif yang terdiri dari Produk Fashion, Kria, Kuliner, Musik, Seni Pertunjukan dan film, seni rupa, fotografi, animasi gerak. (Der/Ulm)