Boraks Warnai Hasil Siadak Tim Satgas Pangan di Pasar Lawang

Petugas saat sidak ke pasar Lawang. (Istimewa)

MALANGVOICE – Tim Gabungan Satgas Pangan Kabupaten Malang menemukan dan menyita Uyah bleng (natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat) atau boraks saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di Pasar Lawang, Senin (10/12).

Sidak yang dilakukan oleh Tim Gabungan Satgas Pangan Kabupaten Malang yang terdiri dari Kepolisian, Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, DLLAJ, Satpol PP dan sebagainya ini melakukan sidak guna memantau harga pangan menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru.

Wakasat Tindak Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang, Ipda Rudi Kuswoyo mengatakan, kegiatan sidak ini dilakukan secara acak dan terus dilakukan dalam rangka menjaga harga menjelang Natal dan Tahun Baru agar tetap stabil. Akan tetapi, dalam sidak di pasar Lawang ini, pihaknya menemukan boraks yang dijual oleh sejumlah pedagang dan juga menemukan beberapa produk yang sudah melebihi tanggal edar atau kadaluwarsa. Boraks dan produk kadaluwarsa itu kemudian disita petugas.

“Barang-barang ini untuk sementara kami sita. Selain itu, para pemilik barang ini kami periksa sebagai saksi, dari mana barang itu berasal. Karang barang ini (boraks) sangat berbahaya, tidak untuk dikonsumsi,” ungkapnya.

Salah satu pedagang yang kedapatan menjual boraks, Mujiatun, mengaku bahwa dirinya mendapat boraks dari seorang sales yang tak dikenalnya.

“Saya sudah 23 tahun menjualnya, kenapa pabriknya saja yang ditutup. Barang ini ada yang dari Surabaya, Pasuruan dan Jawa Tengah. Para pembeli biasanya digunakan untuk buat kerupuk dan bakso dengan alasan biar mekar,” akunya

Sementara, lanjut Mujiatun, pihaknya menjual boraks tersebut dengan harga Rp 2.000 sampai Rp 2.500 per bungkus, namun harga beli ke seles seharga Rp 1.500 per bungkus.

“Saya ngambilnya dengan harga Rp 1.500, dan biasanya saya diantar 2 bendel, dalam satu bendelnya berisi 10 bungkus. Kadang ngantarnya seminggu sekali, kadang sebulan baru dikirim. Ini saja baru dikirim kemarin. Untuk lakunya ya gak mesti, kadang sehari laku 5 bungkus,” jelasnya. (Hmz/Ulm)