BI Malang Musnahkan Uang Rusak Rp5,3 T, Guru SD-SMA Disosialisasi Cinta Rupiah

Uang rusak yang harus dimusnahkan karena tak lagi berfungsi. (MVoice/ilustrasi)

MALANGVOICE – Bank Indonesia Perwakilan Malang selama 2022 memusnahkan uang lusuh dan rusak sebesar Rp5,33 triliun. Adapun empat bulan awal 2023, Rp1,73 triliun yang dimusnahkan.

Adapun yang banyak dimusnahkan uang pecahan kecil antara Rp1.000 hingga Rp10.000 karena perputarannya paling cepat dan sering pindah tangan.

Hal ini disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Dedy Prasetyo saat Training of Trainers (ToT) kepada 250 guru SD, SMP dan SMA se Kota Malang, Sabtu (13/5).

Baca juga:
Bacaleg PKB Dapil 4 Kota Malang Siap Berperang Rebut Sasaran Kursi

Masyarakat dan Pejabat Membaur Bersama Menikmati Pawai Tumpeng Pemkot Malang

Sutiaji Berangkatkan Pawai Tumpeng, Beri Pesan Kerukunan Antar Sesama

Menurutnya, kaum pendidik seusai mengikuti ToT diharapkan dapat mengedukasi siswa dan masyarakat untuk mengenali rupiah. Selain dapat terhindar dari uang palsu, dengan mengenali rupiah sekaligus bisa merawat sehingga masa edar lebih lama.

Ditambahkan Dedy, kegiatan ToT ini sebagai salah satu sosialisasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah.

“Program CBP Rupiah ini merupakan bagian bidang sistem pembayaran, khususnya mengenalkan lebih dekat uang rupiah dan menangani peredaran uang tunai rupiah,” ujarnya.

Baca juga:
Investasi Bisnis Hunian Kamar Kos Masih Seksi di Malang

Sutiaji Ingatkan Penyelesaian Target Penurunan Kemiskinan RPJMD

Arema FC Boyong Enam Pemain Lokal Liga 2

Lebih lanjut Dedy mengatakan, peserta ToT mendapat edukasi juga bahwa rupiah sekadar sebagai alat pembayaran. Rupiah sebenarnya simbol mata uang negara Indonesia.

“Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, maka kita mengenalkan lebih dekat kepada mereka melalui CBP Rupiah,” terangnya.

Deputi Kepala BI Malang, Deddy Prasetyo, dan Sekretaris Disdikbud, Sri Handayani. (MVoice/ist)

Saat ToT, peserta diperkenalkan 5J, yakni jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi agar uang tidak mudah rusak dan lusuh.

Tak kalah penting lagi, peserta diajarkan untuk mengetahui keaslian uang rupiah dengan 3D, yakni dilihat, diraba, dan diterawang.

Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Dra Sri Handayani Widyawati MM menyambut baik kegiatan ini.

“Para guru ini kan memiliki kelompok-kelompok, sehingga ToT ini dapat dikembangkan dan diimplementasikan dalam kelompok masing-masing oleh tenaga pendidik,” kata Sri.

Dia juga berpendapat kegiatan ini sesuai dengan kurikulum Merdeka Belajar. Terlebih terdapat kurikulum kewirausahaan yang berkaitan erat dengan rupiah.

“Jadi cinta terhadap rupiah sangatlah penting, karena hal ini juga berarti mencintai bangsa karena rupiah juga merupakan simbol negara,” ujarnya lagi.(end)