MALANGVOICE – Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) menetapkan Kota Malang masuk dalam 10 nomisasi kota/kabupaten kreatif. Menarik dan berbeda dibanding daerah lain, Kota Malang masuk nominasi pada sub sektor aplikasi dan game.
“Ini baru pertama dan satu satunya, daerah- daerah lain kebanyakan bergerak pada sub sektor kuliner, kriya atau fashion. Kota Malang sangat spesifik dan kekinian, tentu ini jadi poin tersendiri, ” kata Tim PMK3I Deputi Infrastruktur BeKraf Loli Amalia Abdullah saat melakukan pertemuan ekonomi kreatif (komunitas kreatif, OPD, Akademisi dan pelaku bisnis) di Ivory room Hotel Atria, Kamis (13/6 ).
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, pihaknya berkomitmen membangun ekonomi kreatif. Hal ini telah tertuang dalam salah satu misi Kota Malang. Bahkan telah berpayung hukun dalam peraturan daerah (perda).
“Ini memperlihatkan keseriusan kami (Pemkot) dalam mengarusutamakan sektor ekonomi kreatif sebagai tulang punggung pembangunan daerah,” kata Sutiaji.
Ia melanjutkan, atas kepercayaan untuk menjadikan kota Malang sebagai daerah unggulan, tentu akan menjadi pemicu sekaligus pemacu untuk terus menguatkan pertumbuhan sektor ekonomi kreatif dan khususnya potensi potensi pelaku bidang game dan aplikasi.
” Saya juga berkeyakinan, tumbuh kembang secara subur komunitas dan pelaku game developers di kota Malang, akan menjadi salah satu solusi untuk menekan angka pengangguran terbuka di kota Malang, ” tutupnya.
Seperti yang dilansir dari laman Web milik BeKraf, 10 kota/kabupaten yang masuk nominasi meliputi kota Malang, kota Palembang, kabupaten Majalengka, kota Semarang, kabupaten Rembang, kota Surakarta, kabupaten Kutai Kartanegara, kota Balikpapan, kabupaten Gianyar dan kota Denpasar.
Tanggal 18 Juni 2019 akan dilakukan tahap finalisasi penilaian melalui paparan di Jakarta (oleh Kepala Daerah) dihadapan Tim Juri, dan akan ditetapkan 4 (empat) role model kabupaten/kota kreatif Indonesia.
Dalam kaitan itu, Bekraf(Badan Ekonomi Kreatif) melalui Deputi Insfrastruktur memiliki salah satu program unggulan yaitu penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia(PMK3I). Kegiatan PMK3I merupakan kegiatan yang di lakukan untuk membantu kabupaten/kota di seluruh indonesia untuk mengenali potensi Ekonomi Kreatif di wilayahnya sebagai penggerak roda perekonomian kabupaten/kota tersebut.
Tujuan utama dari program ini adalah Pemerintah Daerah di Indonesia dapat mengenali potensi Ekonomi Kreatif unggulan di wilayahnya sehingga dapat berjejaring dengan pelaku kreatif di simpul geografis maupun simpul subsektor lainnya. Proses penilaian melibatkan 4 aktor yaitu Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah Daerah dan 5 proses rantai ekonomi kreatif kreasi, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi.
Tercatat ada 347 kabupaten/kota yang telah tergabung sebagai kota/kabupaten kreatif. Terseleksi hanya 55 kabupaten/kota yang lolos dalam uji petik, dan terpilih 10 kabupaten/kota yang masuk nomimasi dalam penentuan penilaian akhir di Jakarta pada 18 Juni mendatang.(Der/Aka)