Beringin di Alun-alun Mati, DKP Harus Tanggungjawab!

Kondisi pohon beringin yang dicat.

MALANGVOICE – Ketua Yayasan Inggil Malang, Dwi Cahyono, menyebut, sangat aneh dan tidak logis pohon beringin di Alun-alun Merdeka dicat warna-warni hanya untuk menghilangkan kesan wingit (angker).

Cara seperti itu, kata dia, merupakan metode Belanda untuk menakuti orang Indonesia saat ia berkepentingan dengan suatu objek tertentu.

“Jadi, kuburan termasuk pohon, pada zaman Belanda berkuasa diisukan sebagai tempat angker, karena sebenarnya digunakan untuk menyimpan senjata. Tujuannya biar masyarakat gak ada yang mendekat,” kata Dwi Cahyono, beberapa menit lalu.

Begitu juga dengan alasan pohon beringin angker, kata Dwi, mutlak tidak bisa diterima akal dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah, kemudian untuk pembenaran pengecatan yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP).

“Katakanlah, kalau ingin tidak ada nuansa angker seperti yang diisukan itu, kan bisa pakai lampu untuk penerangan malam hari,” tuturnya.

Ia mengimbau DKP agar bisa merawat pohon berusia ratusan tahun itu dengan benar, dengan cara merapikan ranting dan memberi nutrisi.

“Bukan dicat lalu dikelupas, kalau pohon itu mati, DKP harus tanggung jawab,” tegasnya.-