MALANGVOICE – Kehadiran sejumlah orang yang memakai seragam Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mengawal HM Sanusi saat menghadiri rapat internal partai di kantor DPC PDIP Kabupaten Malang, Rabu (4/3) sore, mendapat kecaman dari sejumlah tokoh NU dan PKB.
“Ini tidak bisa dibenarkan. Kami sangat kecewa apabila lembaga Ansor dan Banser dibawa ke ranah politik secara tak beradab,” ungkap H Mujib Idris, Instruktur Nasional Banser Kabupaten Malang, saat ditemui awak media, Jumat (6/3).
Menurut Mujib, kehadiran Banser di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang tersebut dianggap telah melenceng dari marwah lembaga Banser dan NU Kabupaten Malang, dianggap telah mencederai nama lembaga, karena Banser tidak boleh memihak calon manapun.
“Jika ingin mendukung atau membantu salah satu calon, tinggalkan platform Banser. Jangan memakai platform Banser untuk memenuhi sahwat politik,” ucapnya.
Sebab, lanjut Mujib, penggunaan uniform (seragam) Banser tidak pada tempatnya bisa dikenakan sangsi dikeluarkan dan dicabut keanggotaannya dari Banser.
“Kalau mau berpolitik, silahkan secara pribadi, Jangan bawa nama NU, Banser, dan Ansor. Apalagi pakai uniform Banser. Silahkan keluar, kami akan lapor masalah ini dan bisa kita cabut keanggotaannya,” tegasnya.
Dalam pengawalan tersebut, tambah Mujib, seharusnya pengurus Ansor bijak dan menyadarinya. Jika ingin mendukung salah satu calon lepas semua atribut Ansor dan Banser.
“Kalau mendukung salah satu pihak ya silahkan mundur dari Ansor. Silahkan keluar, kalau cuma cari kekayaan dunia saja dan bukan demi martabat Ansor. Karena Ansor dan Banser ini ada AD/ART nya. Jangan pakai uniform Banser. Silahkan minta pengawalan secara pribadi ke calon yang di dukung,” tukasnya.(Der/Aka)