MALANGVOICE– Jumlah pelaku UMKM di Kota Batu yang tergabung dalam e-katalog terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2022 masih diikuti 54 penyedia lokal dengan 743 item produk barang/jasa, kini meningkat menjadi 9.000 item pada 2025. Jumlahnya pun kian melonjak menjadi 360 penyedia atau naik 666 persen.
Peningkatan itu juga diikuti dengan eskalasi nilai perencanaan anggaran di platform transaksi digital pemerintah. Tahun 2022 tercatat sebesar Rp94 miliar dengan nilai transaksi e-purchasing Rp48 miliar, naik sebesar Rp229 miliar di tahun 2023 dengan nilai transaksi Rp152 miliar. Selanjutnya pada tahun 2024 nilainya bertambah hingga Rp272 miliar dengan nilai transaksi terealisasi Rp207 miliar.
Gelar Pasar Murah, Polres Batu Turut Berperan Aktif Dukung Stabilitas Ekonomi
Sekda Kota Batu, Zadiem Efisiensi menuturkan, Pemkot Batu akan membantu memfasilitasi agar para pelaku usaha lokal bisa masuk dalam e-katalog. Platform pengadaan barjas secara elektronik ini menjadi ruang promosi dan memperluas pemasaran guna mendukung pemberdayaan UMKM agar berdaya saing. Sehingga memperkuat sektor ekonomi kerakyatan sebagai instrumen dalam upaya akselerasi menciptakan ketangguhan ekonomi daerah.
“Peningkatan ini menunjukkan tingginya apresiasi pelaku usaha lokal, sekaligus terbukanya potensi ekonomi daerah. Capaian ini akan terus kami dorong melalui agenda strategis bersama seluruh pemangku kepentingan,” ujar Zadiem saat event Business Matching #3 Makin Lokal, Makin Bangga di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani.
Zadim menegaskan, bahwa pengadaan barang dan jasa (PBJ) pemerintah melalui e-katalog kini menjadi salah satu program strategis mendorong ekonomi daerah. Serta menutup celah penyelewengan anggaran dalam rangka menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan dan menjadi penggerak ekonomi pengusaha lokal.
Hal itu, sejalan dengan kebijakan nasional penggunaan produk dalam negeri dan pemberdayaan UMKM. Salah satu wujudnya adalah Inovasi Bangga E-Lokal, yang mengubah pola kerja pengadaan dari manual menjadi digital.
“Inovasi ini lahir sebagai respons atas masalah pengadaan yang dulu cenderung lambat, kurang transparan dan rawan kecurangan. Sekarang prosesnya lebih efisien, akuntabel dan mudah diakses oleh pelaku usaha lokal,” paparnya.
Wali Kota Batu, Nurochman menegaskan, semua pencapaian ini tidak boleh berhenti di angka. Komitmen ini harus dibuktikan, bukan sekadar narasi atau omon-omon saja. Mulai tahun ini, seluruh SKPD Pemkot Batu harus menjadi ujung tombak promosi dan membeli produk lokal.
“Kalau sudah bangga e-lokal tapi tidak membeli produk UMKM lokal, berarti tidak konsisten,” kata Cak Nur, sapaan akrabnya.
Menurutnya, pasar utama produk UMKM justru ada di lingkungan birokrasi. Salah satunya kebutuhan konsumsi saat agenda-agenda pemerintahan, seperti acara rapat. Namun, ia menekankan bahwa pembelian saja tidak cukup. Pemkot juga harus memberikan pendampingan berkelanjutan kepada pelaku UMKM dan petani agar kualitas dan kontinuitas pasokan terjaga.
“Selama ini pendampingan masih kurang, akibatnya mereka sulit berkembang. Pemerintah harus hadir, bukan hanya berwacana. Kita semua adalah agen promosi produk lokal. Kalau komitmen ini dipegang seluruh SKPD, produk UMKM Kota Batu akan semakin dikenal luas dan laris,” papar dia.(der)