Aremania dan Bonek Bersatu di Gate 13

Suasana tabur bunga dan doa bersama di depan gate 13. (MVoice/Toski D).

MALANGVOICE – Sejumlah suporter Persebaya Surabaya mendatangi Stadion Kanjuruhan melakukan ziarah dan doa bersama di gate 13 Stadion Kanjuruhan, tempat banyak korban bergelimpangan pada tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) lalu.

Mereka menanggalkan rivalitas dengan berdoa di depan gate 13 sebagai bentuk kepedulian terhadap tragedi yang menewaskan ratusan suporter Aremania. Mereka memanjatkan doa bersama di depan gate 13 yang sudah ditaburi dengan bunga, syal, kaos dan sepatu milik korban tragedi Kanjuruhan

“Untuk para sahabat kita, yang pergi mendahului kita, semoga mereka tenang di tribun barunya. Semoga mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” ucap perwakilan Ofisial Persebaya Surabaya Alex Tualeka, Kamis (6/10).

Baca juga: Tragedi Gas Air Mata Kanjuruhan, Keluarga Korban: Anak Saya Kayak Diracun

Alex berharap, tragedi tersebut menjadi kejadian terakhir dalam dunia persepakbolaan di dunia dan di Indonesia khususnya.

“Untuk teman-teman Aremania, kami dari Surabaya, keluarga besar Persebaya Surabaya mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Tidak ada sepak bola yang bisa dihargai walau hanya dengan satu nyawa,” tegasnya.

Sementara itu, salah satu supporter yang turut hadir dalam doa bersama tersebut, Dirham (17) mengatakan, salah satu rekannya turut menjadi korban di antara 130 korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan tersebut.

Baca Juga: Giring Angkat Bocah Yatim Piatu Korban Tragedi Kanjuruhan Jadi Anak Asuh

“Saya datang untuk mendoakan dia dan semua korban yang meninggal dalam peristiwa itu,” katanya.

Dirham kemudian menceritakan kejadian yang dialaminya. Saat itu tidak disangka aparat keamanan menembakan gas air mata ke arah tribun gate 13.

Sebenarnya suporter yang turun ke lapangan saat itu ingin memeluk pemain, dan bertanya kenapa tim kebanggaannya bisa kalah.

Baca Juga: Saksi Aremania Rasakan Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Lebih Perih, “Seperti Film Horor”

“Saya pikir saat itu enggak rusuh karena supporter ingin memeluk pemain. Mungkin aparatnya salah sangka, dan menembakkan gas air mata ke tribun, ya akhirnya teman-teman berpencar (menyelamatkan diri),” jelasnya.

Dirham berharap, agar peristiwa itu dapat diusut tuntas, dan kedepannya aparat keamanan bisa lebih berperikemanusiaan. Hal tersebut merujuk pada video yang beredar di media sosial, yang memperlihatkan seorang aparat menendang supporter yang sedang berjalan.

“Terus memiliki kemanusiaanlah sedikit. Kan ada di video (beredar) yang jalan biasa terus ditendang, dipukul itu seperti gak ada harga dirinya. Di tribun kondusif kenapa ditembak gas air mata, di tribun gak ada yang ricuh, tahu-tahu ditembaki,” tukasnya.(end)

1 COMMENT

Comments are closed.