Apresiasi Festival Sekarbanjar 2024, Nguri-uri Budaya yang Perlu Dipertahankan

MALANGVOICE – Festival Sekarbanjar Lesbumi NU Kota Malang kembali digelar. Tahun ini tema yang diambil adalah ‘Tawasul Rasul, Membuhul Asal Usul’. Festival Sekarbanjar sekaligus memeriahkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H.

Festival kedua ini digelar di Pesantren Budaya Karanggenting, Kelurahan Merjosari, Lowokwaru, Kota Malang pada Sabtu (21/9).

Festival diawali dengan kirab tumpeng jeruk hasil panen warga di Karanggenting dengan berat sekitar 9 kuintal.

Baca Juga: Lesbumi NU Kota Malang bersama Ponpes Al Hayatul Islamiyah Tanam Ratusan Bibit dan Ribuan Benih Ikan

Ribuan Anak PAUD dan TK se-Kota Malang Gembira Ikuti Senam Bersama Gebyar Kreasi

Kirab tumpeng jeruk hasil panen warga Karanggenting. (Istimewa)

Ketua RW 7 Kelurahan Merjosari, Darmaji menyampaikan kirab jeruk ini memang wujud rasa syukur masyarakat atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Diketahui masyarakat di sana kebanyakan menjadi petani jeruk.

“Jadi ketika panen raya, jeruk jeruk ini kami arak. Karena mayoritas maayarakat Genting adalah petani jeruk. Jadi ini wujud syukur masyarakat,” bebernya.

Melalui festival ini, masyarakat luas bisa turut menikmati hasil bumi di wilayah Genting. Selain itu jeruk diharapkan bisa menjadi ikon masyarakat Genting.

“Dengan kegiatan ini, semoga menjadikan Genting semakin berkah, pertaniannya maju dan panennya semakin melimpah,” ucapnya.

Ketua Lesbumi PBNU, KH Muhammad Jadul Maula, melihat 3 tumpeng jeruk di acara itu, ia mengaitkan dengan kerendahan hati Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad pernah menyampaikan dirinya hanyalah seorang anak dari ibu yang suka makan dendeng.

“Jadi beliau menggambarkan diri beliau hanya manusia biasa. Tapi beliau adalah cahaya yang ruhnya diciptakan sebelum diciptakannya alam semesta,” ujarnya.

Maka dari itu, sesuai tema Festival Sekarbanjar 2024, yakni Tawasul Rasul, Membuhul Asal Usul menjadikan semangat untuk mengingat kembali asal usul manusia.

“Jadi tema festival ini sangat kuat, ‘Tawasul Rasul, Membuhul Asal Usul’. Kita menjadikan Rasul sebagai media untuk mengikat asal usul kita. Jadi kita bisa mengingat dari mana asal kita dan kemana tujuan kita semua,” sambungnya.

Selain itu, kirab tumpeng jeruk hasi panen masyarakat yang disajikan untuk dinikmati bersama dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad juga memiliki tujuan baik.

“Para ulama menyampaikan, makanan atau buah buahan yang disajikan dalam peringatan Maulid untuk menghormati kelahiran Nabi Muhammad SAW, zat zat terkecil hingga atom yang ada di makanan itu bergetar terus,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika yang juga mewakili Pemkot Malang, mengakui festival Sekarbanjar itu sarat makna. Dia mengaku takjub dengan apa yang digelar masyarakat Genting

“Saya atas nama DPRD Kota Malang dan Pemkot Malang sangat mengapresiasi kegiatan ini. Luar biasa, inilah uri uri budaya yang harus dipertahankan,” tuturnya.

Made menyampaikan, kegiatan kegiatan dalam festival seperti ini perlu dilestarikan. Dikatakan, kegiatan ini sangat menggambarkan prinsip gotong royong masyarakat.

“Kegiatan inilah yang bisa menyatukan masyarakat, menyatukan perbedaan. Jadi saya harap ini bisa rutin diselenggarakan,” singkatnya.

Sementara itu, Ketupel Festival Sekarbanjar, Fajrus Sidiq mengatakan kegiatan yang digelar mulai 19-22 September 2024 itu memuat berbagai rangkaian kegiatan.

Mulai Anugerah Sekarbanjar, Maulid Diba, Lomba Banjari, Pameran Pusaka Para Kiai, Naskah Kuno, Seni Rupa, Pagelaran Wayang Sunan, Ngaji Budaya, Bahtsul Masail, Workshop Seni dan Literasi, Bazar dan Pasar Malam, Seminar Kebangsaan hingga Peresmian Wisata Sumber Serut.

“Tentu kegiatan ini tak akan semarak tanpa dukungan seluruh pihak. Untuk itu, kami sampaikan terimakasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung Festival Sekarbanjar 2024 ini,” tandasnya.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait