MALANGVOICE – Torehan puluhan prestasi jadi ajang pamer dalam apel Peringatan HUT ke -105 Kota Malang di Stadion Gajayana, Senin (1/4). Capaian itu diharapkan menjadi tradisi untuk terus mengharumkan nama Bumi Arema.
Dalam sambutannya, Wali Kota Malang Sutiaji memaparkan, pada tahun 2018 kota malang tercatat meraih 25 prestasi, dan dalam perjalanan memasuki usia ke- 105 tahun ini atau di tahun 2019 ini, Kota Malang telah mampu mengukir tiga prestasi. Semangat berprestasi, menurutnya, akan terus dijaga, Karena di dalamnya tumbuh nilai nilai kreativitas, inovasi dan bergerak secara progresif.
“Dilandaskan pada nilai-nilai itu pula, Kota Malang akan menyongsong suatu peradaban yang lebih maju melalui semangat “the future of Malang” atau Malang di masa mendatang, yang mencakup enam pilar. Meliputi Malang city heritage, Malang kreatif, Malang tourisme halal, Malang 4.0, Malang service dan Malang nyaman,” kata suami Widayati Sutiaji itu.
Usia 105 tahun, lanjut dia, merupakan usia yang cukup matang, menembus se -abad; tentu mengharapkan warga yang ada di dalamnya juga mampu tumbuh menjadi pribadi – pribadi yang matang, saling menguatkan, saling bergandeng tangan erat dalam keragaman untuk menuju pergerakan kemajuan daerah dalam satu harmonisasi gerak.
Mengangkat tema “bergerak dalam harmoni”, Sutiaji berharap terjalin semangat kebersamaan dalam irama yang harmoni dapat terus terjaga di setiap gerak langkah pembangunan Kota Malang.
Atas kesuksesan menjaga irama kebersamaan antar elemen masyarakat tersebut, Kota Malang mendapat penghargaan terbaik nasional dalam manajemen kerjasama dan kemitraan melalui program Indonesia Vision Leadership. Penghargaan tersebut disematkan karena Kota Malang dinilai mampu membangun kondusivitas, Kota Malang mampu merajut kebersamaan dalam pembangunan.
“Dan Kota Malang yang diibaratkan miniatur nusantara dengan kemajemukannya mampu menghadirkan ragam kreasi serta inovasi dalam gerak langkahnya,” sambung dia.
Kebersamaan gerak itu, masih kata Sutiaji, strateginya dibingkai dalam komunikasi pentahelix, yakni sebuah komunikasi dan kolaborasi diantara elemen pemerintahan, akademik, pelaku usaha, komunitas atau masyarakat dan yang ke lima adalah media. Dalam semangat keberlanjutan itu pula, maka tradisi prestasi, masih terus mampu diukir di Bumi Arema.
“Selaras dengan hal itu, maka akan segera kita bangun koridor atau kawasan heritage yang itu menjadi salah satu ikon kota malang, yakni kawasan di kayu tangan sebagai center of city walk, lalu pembangunan rumah kreatif, pembangunan mall UMKM, pembangunan musium Al quran, pengembangan secara berkelanjutan kawasan timur kota dan terus mendorong peningkatan status bandara abdul rahman saleh sebagai bandara internasional,” urai Sutiaji. (Der/Ulm)