MALANGVOICE – Tim Riset Geoinformatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (UB) menggandeng BPBD Kota Batu tentang antisipasi dini ancaman bencana longsor. Bentuk kerja samanya, Kamis (26/10) dipasang satu unit antena receiver (penerima pantulan sinyal) di atap gedung Balai Kota Among Tani.
Atena dengan tinggi sekitar enam meter itu dipasang di atap gedung lantai 5 balai kota. Pemilihan lokasi tertinggi agar penerima sinyal tidak terhalang.
Dosen Riset Geoinformatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Dr Fatwa Ramdani mengatakan, kerja sama ini merupakan bentuk tri dharma perguruan tinggi. Yakni dengan pemasangan sensor sistem informasi deteksi dini bencana, khususnya longsor. Lebih tepatnya, sensor untuk mengukur curah hujan.
“Jadi bukan untuk mendeteksi pergerakan tanah. Sensor ini mengukur curah hujan. Standarnya untuk hujan deras 2.000 milimeter perjam,” kata Fatwa.
Cara kerjanya, lanjut Fatwa, sensor akan dipasang di SDN Sumberejo 01 Kecamatan Batu. Sensor ini berputar 360 derajat memantau Intensitas curah hujan. Jika melewati ambang batas normal, sensor akan otomatis mengirim data ke receiver lalu diterima komputer milik BPBD Kota Batu.
“Ketika ada tanda bahaya, sistem akan menganalisis betul tidaknya,” kata Fatwa.
Intensitas curah hujan, masih kata Fatwa, jika melebihi 2.000 milimeter perjam bisa dipastikan terjadi ancaman bahaya. Namun, memang belum tentu terjadi longsor.
“Belum tentu longsor tapi sebagai deteksi dini, supaya tidak jatuh korban. Sekarang sudah masuk musim penghujan,” urainya.
Dipilihnya lokasi sensor SDN Sumberejo 01 karena lokasinya di lereng yang terjal. Kemiringannya lebih dari 40 derajat. Selain itu juga atas rekomendasi BPBD.
“Kami di kampus UB juga bisa memantau, sistemnya real time dan online. Alat ini sudah diuji 100 persen efektiftasnya, diuji selama enam bulan. Bahkan gerimis saja bisa dideteksi,” pungkasnya.(Der/Yei)