Angka Gizi Buruk di Kota Malang Rendah, ini Imbauan Dinkes

Peringatan Hari Gizi Nasional Dinas Kesehatan Kota Malang. (Lisdya)

MALANGVOICE – Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Asih Tri Rachmi Nuswantari mengatakan bahwa kasus gizi buruk dan stunting di Kota Malang terhitung rendah.

Hal itu diungkapkan saat Dinas Kesehatan Kota Malang merayakan Hari Gizi Nasional ke-59 tahun 2019, Jumat (25/1).

“Kedua kasus itu di Kota Malang masih tergolong rendah,” katanya.

Dikatakannya, angka stunting di Kota Malang mencapai 20 persen sedangkan di Indonesia mencapai angka 26 persen. Sementara untuk angka gizi buruk masih sekitar nol persen dan di Indonesia sekitar 4 persen.

Kendati demikian, para petugas gizi harus terus menyosialisasikan pentingnya gizi khususnya bagi bayi dan anak. Sebab, persoalan gizi ini tidak bisa ditunda.

“Terutama pada 1000 hari kehidupan itu secara terus-menerus harus diperhatikan pemberian gizinya,” tegasnya.

Untuk mengurangi angka stunting, Asih mengimbau kepada masyarakat agar mengubah pandangan terakait stunting, bahwa tidaklah benar tinggi badan itu dari keturunan. Tidak ada alasan, ketika ayah dan ibunya pendek, anaknya juga pendek.

“Anak-anak yang terlahir pendek ini bisa ditanggulangi supaya tidak pendek terus. Jadi harus ditingkatkan terus asupan gizinya,” paparnya.

Untuk mencukupi asupan gizi yakni dengan mengatur pola makan dan intervensi dengan olahraga. Dengan itu diharapkan pertumbuhan tulang bisa maksimal sehingga ke depan anak tidak akan mengalami stunting.

“Apabila gizinya kurang maka tidak hanya berdampak pada pertumbuhan tulang saja, tapi juga pertumbuhan otaknya,” pungkasnya.(Der/Aka)