MALANGVOICE – Ketahanan isu pangan menjadi agenda besar Global Wakaf – ACT untuk terus bangkit bersama dari keterpurukan kondisi bangsa saat ini, khususnya para petani yang kesejahteraan hidupnya masih dibawah kata layak.
Apalagi kondisi pandemi tak kunjung usai, perekonomi makin terpuruk tak terkecuali kehidupan petani.
Mirisnya kondisi pertanian khususnya di Malang masih menjadi berita sehari hari, terjerat hutang akibat kebutuhan modal pertanian hingga dampak riba tak berkesudahan akibat pinjaman berbunga.
Jelas kondisi ini sangat merugikan petani, sekalipun masa panen tiba, keuntungan gabah yang dipanen tak bisa dirasakan akibat harus melunasi hutang kepada rentenir.
Permasalahan tak hanya itu, dari tahun ke tahun lahan pertanian mulai berkurang akbiat pembangunan sektor non pertanian masif dilakukan, sehingga para petani juga kesulitan menanam padi. Dampaknya, hasil gabah pertanian berkurang dan menipis, keuntungan yang didapatpun tidak seberapa.
Melihat kondisi yang demikian, global wakaf – ACT Malang bersama Prof. Dr. Hariyadi, MP seorang ahli rekayasa genetika dalam bidang pertanian mengembangkan bibit padi HMS 700. Dengan demikian, biasanya hasil panen yang menggunakan bibit biasa menghasilkan gabah 6-10 ton, namun bibit HMS 700 bisa menghasilkan 18-21 ton dalam 1 hektare.
Solusi ini menjawab berbagai permasalahan kesejahteraan petani, para petani akan memanen gabah padi lebih banyak 2x lipat sehingga pendapatannya akan meningkat. Selain itu bibit HMS 700 dan pupuk disediakan oleh Global Wakaf ACT secara gratis yang bersumber dari dana wakaf. Tak hanya itu, gabah yang sudah dipanen akan dibeli oleh Global Wakaf dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasaran.
Pada hari Rabu, 04 November 2020 Global Wakaf – ACT Malang bersama Prof. Dr. Hariyadi, MP selaku direktur PKPOT bertempat di embung pandanmulyo, kec. Tajinan kab. Malang memulai tanam raya perdana bibit padi HMS 700 dilahan seluas 3000 Meter persegi. Turut mengundang berbagai kelompok tani yang ada di desa pandanmulyo untuk penyuluhan penggunaan bibit padi HMS 700.
“ini adalah awal dari bangkitnya kesejahteraan petani, mulai dari bibit unggul ini adalah harapan kita dimasa depan” ucap Prof. Dr. Hariyadi, MP saat memaparkan materi kepada para petani.
Diki taufik sidiq selaku Branch Manager Global Wakaf – ACT Malang menjelaskan bahwa tanam raya ini merupakan aksi dari program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia (MPPI) yang diaktivasi di Malang dengan tujuan untuk memberdayakan ekonomi dan kesejahteraan petani, “tanam raya kali ini merupakan sinergi bersama dari pakar, petani dan relawan yang bergerak bersama untuk kembali menguatkan ketahanan dan kemandirian pangan bangsa” ucap Diki.
Dengan aktivasi tanam raya hari, Diki mengajak masyarakat untuk turut mendukung program MPPI agar skala program ini lebih luas lagi dengan dana wakaf terbaik, “kami mengajak masyarakat untuk memberikan wakaf terbaiknya agar program ini dapat berjalan sesuai harapan dan manfaatnya lebih luas lagi, bukan hanya di Malang,” tambah Diki.(der)