Abah Anton Sukses Jadi Juragan Durian, Ternyata Ini Gurunya

MALANGVOICE – Mantan Wali Kota Malang, H Moch Anton diam-diam selama 10 tahun terakhir ternyata memiliki kesibukan baru. Berkebun durian yang ada di luar Kota Malang, tepatnya Desa Petungsewu Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Itulah kesibukan barunya, disamping tetes tebu tentunya.

Di dalam kebun seluas 10 hektar tersebut juga terdapat kafe bernama Abundancio yang buka tiga minggu dan merupakan obsesinya sejak 10 tahun lalu atau tepatnya tahun 2011 silam.

“Waktu itu saya punya lahan di sini 10 hektar. Tahun 98 waktu krismon (krisis moneter). Dulu kebun inj terkenalnya kebun jeruk dan waktu itu belum ada pikiran dibuat apa,” cerita Abah Anton, saat ditemui awak media di kebun duriannya, Ahad (31/10).

Tanpa pernah menyebut penggagasnya, Abah Anton tertarik memanfaatkan lahan untuk menanam durian. Berbekal kolega yang memiliki keahlian di bidang pertanian di Bogor, Abah Anton dia kemudian mengundang temannya ke lahan tersebut untuk mengecek kelayakan lahan itu buat durian.

“Kata teman saya cocok. Di sini ketinggiannya di atas 750 meter dari permukaan laut. Bibitnya pun dari teman saya itu,” jelasnya.

Dalam waktu 10 tahun lebih itu, Abah Anton mengaku bukan tanpa kegagalan saat menanam durian. Karena hobi berkebun dan menanam buah-buahan diapun tak segan belajar. Salah satunya belajar melalui Youtube.

“Akun youtube kan banyak. Ya saya manfaatkan di situ, misal mulai bagaimana memupuk buah durian hingga pengelolaan durian itu,” terangnya.

Akhirnya pada pertengahan tahun 2020 kebun durian yang dikelolanya membuahkan hasil. Banyak orang mencari durian di kebunnya.

“Hingga akhirnya saya tertarik untuk mengembangkan kafe di tengah kebun supaya menambah daya tarik orang,” ulasnya.

Alhasil, kebun Abah Anton pun kini telah menjadi kebun sekaligus kafe. Pengunjung bisa memilih durian di sekitar lahan sendiri atau dipilihkan.

“Bisa memilih sendiri, menarik durian langsung, kemudian melihat memetiknya bagaimana. Jadi fresh from the oven,” promonya sambil tertawa kecil.

Harganya tergolong terjangkau mulai Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Karena itu tak heran per hari rata-rata terjual 500 buah. Abah Anton pun mengaku puas karena usahanya selama 10 tahun membuahkan hasil.

Saat ditanya alasan menanam durian di daerah Petungsewu, dia menjelaskan untuk menambah varian buah-buahan baru di desa yang terkenal sebagai produsen jeruk tersebut.

“Saya ini selain hobi makan durian, juga ingin mengenalkan ke warga. Durian yang merupakan buah-buahan favorit semua lapisan ini bisa ditanam di sini,” pungkasnya.(end)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait