MALANGVOICE – Keberadaan serangga capung saat ini dinilai mulai langka oleh Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI). Hal itu pula yang menjadi bahan pembahasan dalam Kongres IX PEI di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya (UB), Kamis (1/10).
Ketua pelaksana, Bambang Tri Raharjo, mengatakan, keberadaan capung seakan tidak dipedulikan, karena dianggap tidak memiliki manfaat.
“Sekarang lihat, di mana kita bisa menemukan capung? Di sawah juga jarang karena makanannya disemprot sama obat hama. Capung kan karnivora,” jelas Bambang Tri.
Karenanya, pembahasan penting dalam kongres itu juga memperhatikan keberadaan serangga agar tidak punah. “Kami mengadendakan beberapa hal, yang terpenting juga menyiapkan makanan capung dan budidaya,” kata dosen Pertanian dan Kesehatan Tanaman UB itu.
Kongres PEI diselenggarakan 4 – 5 tahun sekali, bertema ‘Serangga dengan Kehidupan Lebih Baik’. Dalam kongres itu, 300 peserta dari seluruh Indonesia juga diajarkan mempelajari sifat serangga yang sosial.
“Sesuai tema, setiap fase harus ada perubahan lebih baik dan sifat serangga yang baik harus kita tiru,” lanjutnya.-