MALANGVOICE – Pertama kalinya, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) ASIA Malang mengadakan Hackathon 1.0, bekerja sama dengan Pemerintah Kota Malang, Asosiasi Manajemen Indonesia Malang (AMA), Komunitas STASION, Ruang Perintis, dan beberapa komunitas startup di kota Malang, 28-29 Oktober 2017.
Direktor pengembangan kampus ASIA sekaligus panitia Hackathon, Risa Santso, mengatakan, Hackathon berasal dari kata Hack yang berarti menemukan penyelesaian masalah dan Marathon yang berarti dalam waktu terbatas. Kegiatan Hackathon berarti mengumpulkan orang-orang untuk menghasilkan inovasi pemecah masalah dalam waktu terbatas.
“Jadi peserta yang merupakan mahasiswa sebanyak 21 tim ini diberikan suatu permasalahan. Dalam waktu tiga hari saja mereka harus bisa menciptakan suatu aplikasi untuk operasional system (OS) Android, iOS, maupun website,” katanya saat ditemui MVoice dalam gelaran final Hackathon di kampus STMIK ASIA.
Risa menambahkan, kegiatan ini berfokus pada tiga hal, yaitu penggunaan sarana digital untuk meningkatkan kinerja layanan masyarakat, keselarasan antara dunia pendidikan dan dunia kerja, serta meningkatkan minat belajar pada anak bangsa.
“Kegiatan Hackathon bukan semata-mata kompetisi, tetapi pembelajaran dan mengubah individu untuk selalu siap dengan perubahan. Harapannya aplikasi yang dibangun benar-benar tepat guna dan memang bisa digunakan target pasar,” ujar Risa saat ditemui MVoice di gelaran Final Hackaton, (29/10) di STMIK ASIA.
Dalam penjurian ada tiga hal yang disoroti yaitu, ide yang paling unik, ide yang paling tepat guna dan aplikasi yang langsung bisa digunakan. Juri didatangkan dari kalangan praktisi start-up dan staff ahli kepresidenan.
“Output dari kontes ini adalah memberikan kesempatan peserta untuk mengenal langsung dan mendapatkan mentor dari kalangan praktisi. Harapannya mereka termotivasi dan mendapatkan wadah tepat untuk pengembangan temuan mereka. Hasil nantinya berupa prototype aplikasi,” tutupnya.(Der/Aka)