MALANGVOICE – Kampoeng Glintung Go Green (3G) dinilai layak sebagai percontohan urban farming kota metropolis. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Sidoarjo, Wuwuh Setiani, saat berkunjung, Rabu (2/11).
Dalam kunjungan ini, Wuwuh didampingi stafnya, Abriyani Susilowati, melakukan survei pendahuluan untuk memastikan ketahanan pangan di Kampoeng 3G. Hasil pengamatannya, kawasan itu berhasil dengan berbagai model agro-inovasinya.
Wuwuh yang juga ditemani Kepala Badan Ketahanan Pangan Kota Malang, Sri Winarni, mengatakan, ada tiga manfaat, salah satunya, masyarakat bisa mengonsumsi makanan tanpa pestisida.
Selain itu, banyaknya hasil tanaman dari kebun, berdampak positif pada keanekaragaman pangan. “Dari aspek pembiayaan dapat menaikan pendapatan keluarga, karena sayuran didapat dari kebun sendiri. Dari 3 hal tersebut perlu dicontoh dan dikembangkan, bahkan ditingkatkan bagi daerah lain,” ungkapnya.
Wuwuh juga mengapresiasi pemanfaatan lahan sempit secara maksimal. Pemahaman pola pikir warga, yang merelakan lahan kosongnya dijadikan kebun juga patut dicontoh.
“Esensinya adalah untuk kehidupan dan masa depan kita, karena ini kan terus berlanjut tidak hanya untuk hari ini saja, tapi seterusnya. Kondisi ini amat baik untuk kesehatan individu dan lingkungan,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Melati Dua Kampoeng 3G, Danang Saroso, menambahkan, pertanian perkootaan ini adalah wujud nyata bela negara dalam ketahanan pangan. Terlebih lagi, saat ini penyumbang inflasi terbesar adalah orang kota.
“Kalau saja kebutuhan cabe dan aneka sayur, serta buah dipenuhi sendiri, maka inflasi dapat ditekan. Selain itu, yang terpenting adalah munculnya energi terbarukan,” urainya.