MALANGVOICE- Meski berlokasi di dataran tinggi, Kota Malang masih berpotensi banjir, karena resapan air semakin berkurang. Karena itu, Earth Hour Kota Malang sejak setahun lalu mengkampanyekan gerakan menabung air dengan membuat biopori.
Biopori merupakan lubang resapan yang ditutupi sampah organik, berfungsi sebagai penyerap air ke tanah dan membuat kompos alami.
Menurut Onil Laseta, Ketua EH Kota Malang, banjir bukan hanya disebabkan sungai meluap saja, tapi bisa karena air hujan tidak terserap dengan maksimal.
“Air hujan kan ada jatahnya menguap, jatahnya diserap pohon, jatahnya di permukaan, dan jatahnya diserap tanah sebagai cadangan air. Nah, tanahnya udah ketutup banyak bangunan mbak. Makanya banjir,” kata Onil kepada MVoice.
Februari 2015 lalu EH Malang menggandeng DKP Kota Malang dan membuat biopori di Taman Merbabu.
Tahun ini EH diajak kolaborasi Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kota Malang untuk mengkampanyekan hal yang sama.
“Bappeda selain mengajak EH Kota Malang, juga beberapa komunitas yang lain. Kami semua sedang membuat iklan layanan masyarakat tentang isu-isu lingkungan sebagai sarana edukasi dan mewujudkan Malang sebagai Kota Hijau,” tutupnya.