Cak Udin Sebut STAIMA Al Hikam Contoh Nyata Penerapan Nilai Kebangsaan

MALANGVOICE – Anggota MPR RI Fraksi PKB, M Hasanuddin Wahid menegaskan pentingnya peran santri dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan di tengah derasnya arus digitalisasi.

Pesan itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’had Aly (STAIMA) Al Hikam Malang, Senin (13/10).

Kegiatan tersebut mengusung tema “Membangun Karakter Santri Berbasis Empat Pilar Kebangsaan di Era Digital.”

Ribuan Paket Sembako Cak Udin Ludes Diserbu Warga Malang Raya

Menurut pria yang akrab disapa Cak Udin itu, santri STAIMA Al Hikam menjadi contoh ideal penerapan nilai-nilai empat pilar kebangsaan. Ia menilai, status ganda mereka sebagai santri sekaligus mahasiswa membawa tanggung jawab moral yang besar terhadap bangsa dan negara.

“Mahasiswa sekaligus santri pasti luar biasa kapasitasnya memahami nilai Pancasila. Santri itu tidak ada bekasnya. Sekali menjadi santri Al Hikam, selamanya menjadi santri Al Hikam, dan selama itu juga cinta NKRI,” ujar Cak Udin.

Ia menambahkan, kecintaan generasi muda terhadap NKRI di era disrupsi sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan figur panutan di sekitarnya.

“Kalau mereka melihat kiai, nyai, gus, ning, dan para dosen cinta terhadap NKRI, otomatis mereka juga tumbuh menjadi generasi yang cinta NKRI,” tegasnya.

Cak Udin juga menilai santri memiliki karakter unggul karena dibekali nilai moral dan adab kuat sejak di pesantren.

“Mahasiswa yang hebat belum tentu santri yang hebat. Tapi santri yang hebat, ketika kuliah, saya yakin akan menjadi mahasiswa yang hebat,” katanya.

Sementara itu, KH Muhammad Nafi’, Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Malang, menegaskan bahwa karakter santri sejatinya sudah terbentuk sejak awal.

“Basis karakter santri itu sudah dihafalkan, seperti dalam mars dan hymne STAIMA Al Hikam, serta trilogi motto Al Hikam. Apapun statusnya, santri tetap membawa nilai-nilai itu, baik saat menjadi mahasiswa maupun setelahnya,” tutur KH Nafi’.

Ia menyebut, santri memiliki tiga cinta utama sebagai fondasi moral: cinta kepada Aswaja, cinta kepada Nahdlatul Ulama (NU), dan cinta kepada NKRI.

“Santri cinta Aswaja karena Islam Aswaja adalah warisan paling autentik dari Rasulullah SAW. Santri cinta NU karena NU menjadi wadah ide dan gagasan Islam Aswaja di Indonesia. Dan santri cinta NKRI karena menurut ulama NU, berdirinya NKRI sah secara syariat Rasulullah SAW,” jelasnya.

Acara tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh dan civitas akademika STAIMA Al Hikam, di antaranya Nyai Mutammimah Hasyim (Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Hikam Malang), Dr. Laili Abidah, M.Psi. (Waka I STAIMA Al Hikam), Prof. Kasuwi Syaiban (Direktur Pascasarjana), Gus Edi Hayatullah (Waka II), Ustadz Nur Kholis (Kepala Pesantren Al Hikam), para dosen, serta sekitar 400 mahasiswa.

Melalui kegiatan ini, Cak Udin berharap para santri dapat terus menjadi pelopor penguatan nilai-nilai kebangsaan di era digital yang penuh tantangan, sekaligus menjaga warisan moral dan spiritual pesantren sebagai jati diri bangsa.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait