MALANGVOICE- NSR (16) santri Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo berhasil menyelamatkan diri sesaat setelah bangunan musala empat lantai ambruk pada Senin (29/9).
Bangunan musala itu ambruk saat para santri menjalankan salat ashar berjemaah sekitar pukul 15.00 WIB.
Ditemui di rumahnya Jalan Lesanpuro, Kedungkandang, Kota Malang, Jumat (3/10) siswa kelas 1 MA menceritakan bagaimana bangunan yang sering digunakan salat berjemaah itu bisa ambruk dan menimpa ratusan santri lain.
“Waktu itu pas lagi ngecor di atas, nah di bawah sedang salat. Waktu rokaat ketiga belum selesai ada yang jatuh di atas kayak bambu, lama-lama kayak gempa,” kata N.
Saat bangunan mulai runtuh, ia ikut jemaah salat di bagian tengah sebelah kanan. Ia langsung lari kearah luar musala namun terkena reruntuhan bangunan.
“Waktu lari kena kaya asbes dari atas, kena kepala terus tangan kena besi cor. Ambruknya dari pinggir dan banyak juga yang ikut lari,” lanjutnya.
Ia menyebut sempat terjebak di reruntuhan bangunan musala selama setengah jam. Saat itu ia melihat temannya bernama MA yang kejang-kejang karena tertimpa bangunan.
“Saya panik lihat teman saya kejang, mau saya tolong akhirnya dia duduk dan saya ajak keluar, keluarnya tiarap-tiarap,” jelasnya.
“Saya berhasil keluar tapi banyak temen masih di dalam terjebak. Karena waktu itu penuh musala saat salat,” imbuhnya.
Usai keluar ia ditolong dan diberikan perawatan. Beruntung ia tidak mengalami luka parah dan ditempatkan di lokasi yang aman. Sampai akhirnya ia dijemput orang tuanya pada Senin malam.
“Sampai sekarang saya trauma, takut, dan kaget, tapi masih mau kembali ke sana karena eman sekolah saya,” katanya.
Sementara sang ayah, Sunardi (44), mengaku bersyukur bisa bertemu anaknya dalam kondisi selamat usai insiden itu.
“Saya dihubungi bahwa ada pondok ambruk. Saat itu juga saya langsung ke sana. Sampai di pondok saya cari-cari sendiri anak saya alhamdulillah ketemu. Setelah isya saya bawa pulang,” jelasnya.
Meski ada kejadian tersebut, Sunardi tetap berharap anaknya bisa kembali melanjutkan pendidikan di Ponpes Al Khoziny.
“Iya anak saya harus tetap semangat di sana. Pasti kembali lagi ke sana tapi sampai sekarang belum ada info kapan harus kembali,” ujarnya.
Camat Kedungkandang, Fahmi Fauzan, membenarkan ada warganya yang menjadi korban ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
Ia merinci korban santri dari Kelurahan Kedungkandang ada 4 anak, namun semuanya selamat dan tidak mengalami luka sedikit pun. Sementara untuk di Kelurahan Lesanpuro ada 2 anak yang mengalami luka ringan.
“Mudah-mudahan tidak berkembang lagi lah. Dan dua korban hanya luka ringan, InsyaAllah tidak ada luka berat dan bisa segera mengikuti pendidikan lagi di Pondok Pesantren. Karena apapun, Pondok Pesantren merupakan institusi baik dalam proses membangun karakter bangsa,” singkatnya.
Sampai saat ini Tim SAR Gabungan masih melakukan evakuasi kepada para santri yang terjebak di reruntuhan bangunan masala.
Total hingga saat ini ada 9 korban tewas dan 54 lainnya masih dalam proses pencarian.(der)