MALANGVOICE– Pasar Induk Among Tani tampak megah setelah direvitalisasi yang menelan anggaran Rp166 miliar bersumber dari APBN. Pasar setinggi tiga lantai itu digadang-gadang sebagai pusat transaksi yang menggerakkan perekonomian masyarakat. Meski begitu para pedagang melontarkan keluhan karena sepinya kunjungan hingga kebocoran atap pasar.
Wali Kota Batu, Nurochman membuka ruang dialog yang digelar di rumah dinasnya untuk menyerap aspirasi para pedagang. Melalui pertemuan itu dibahas berbagai persoalan, peluang, dan pengembangan pasar agar dapat menghidupkan denyut nadi perekonomian di Pasar Induk Among Tani. Sejumlah usulan disampaikan pedagang kepada wali kota. Mulai dari perbaikan infrastruktur seperti kebocoran talang, optimalisasi akses masuk kendaraan besar.
Dengan ‘Sabar’ dan Nasi Pecel Cara UIBU Kenalkan Atmosfer Kampus ke Mahasiswa Baru
Para pedagang juga meminta agar pemerintah mengembangkan zona tematik untuk mengangkat potensi buah dan sayur lokal. Termasuk mempercepat surat izin hak pakai (SIHP) dan pembayaran parkir dengan QRIS. Serta pengelolaan sampah di lingkungan Pasar Induk Among Tani yang kewenangannya berada di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu. Selanjutnya, membebaskan retribusi 2–3 tahun ke depan sebagai stimulus ekonomi, melengkapi fasilitas penunjang, serta keterlibatan pedagang dalam proses revitalisasi dan penataan zona tematik.
Cak Nur, sapaan Nurochman menegaskan, segala usulan dari pedagang akan dikaji dan ditindaklanjuti dengan tetap berpegang teguh pada aturan yang berlaku. Salah satunya dengan menggandeng biro pariwisata agar menarik minat kunjungan wisatawan berbelanja di Pasar Induk Among Tani. Hal tersebut sejalan dengan keinginan pedagang untuk meramaikan pasar.
“Jika kesepakatan bersama pedagang menyetujui, akses bus wisata masuk pasar bisa kita wujudkan. Promosi pasar juga akan kita dorong, namun harus melalui persetujuan bersama. Terkait zonasi, apabila dinilai kurang nyaman, akan kita kaji ulang,” ujarnya.
Pemerintah Kota Batu berharap, kerja sama yang erat dengan para pedagang mampu mendorong Pasar Induk Among Tani menjadi pusat perdagangan yang semakin ramai, tertib, dan menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Lebih lanjut, Wali Kota Batu juga menyoroti pentingnya pemenuhan standar bangunan (SNI), penambahan anggota pendataan, serta upaya mengoptimalkan kios yang belum terpakai.
“Pasar Induk Among Tani dibangun pada 2022, kini saatnya kita lakukan perawatan dan evaluasi agar fungsinya semakin maksimal,” imbuhnya.
Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, menambahkan bahwa pertemuan tersebut merupakan awal dari proses penyusunan langkah konkret bersama pedagang. “Kami menerima usulan, ke depan jika pertemuan berikutnya sudah ada kesepakatan jelas di antara pedagang, maka kita bisa langsung mengambil keputusan melalui musyawarah,” tuturnya.(der)