MALANGVOICE– Suasana markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batu yang berada di Jalan Kartini begitu hening. Posisi pintu ditutup dan tak tampak aktivitas pelayanan seperti biasanya. Di kaca jendela terpampang selembar kertas berisi pengumuman menyampaikan permohonan maaf atas dihentikannya pelayanan PMI Kota Batu untuk sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Segala operasional pada organisasi sosial kemanusian itu dihentikan sejak awal Agustus 2025 lantaran ketiadaan anggaran dari pemerintah daerah. Keadaan yang sulit membuat PMI Kota Batu terpaksa menghentikan segala kegiatan pelayanan. Seperti donor darah, ambulans, evakuasi kecelakaan, hingga bantuan antar jemput pasien.
Truk Tangki Terguling di Fly Over Mergosono, Empat Orang Luka-Luka
Kepala Markas PMI Kota Batu, Abdul Muntholib mengungkapkan, segala keperluan operasional dijalankan secara mandiri dari dana talangan pribadi. Total dana talangan yang dihabiskan sejak Januari hingga Juli mencapai Rp80 juta digunakan untuk BBM ambulans, listrik, telepon, air, Wi-Fi, makanan, dan obat-obatan.
Tanpa anggaran dari pemerintah tak kunjung cair, mereka pun kewalahan jika terus-terusan menggunakan dana pribadi. Sehingga dengan terpaksa memilih cara untuk menghentikan aktivitas pelayanan sejak awal Agustus.
“Semua relawan dengan sistem honor, dan sejak Februari tidak ada pembayaran, tanpa gaji. Ada tiga orang yang terdampak langsung, termasuk saya, sopir ambulans, dan staf administrasi,” ungkap Tholib.
Menurutnya, untuk menjaga layanan minimal, PMI membutuhkan setidaknya Rp9 juta per bulan. Tanpa dukungan anggaran yang jelas, PMI tidak bisa lagi menjalankan fungsi kemanusiaannya di tengah masyarakat. Tholib menyebut bahwa keterlambatan honor bukan hal baru dalam pengelolaan PMI Kota Batu. Namun kondisi tahun ini dinilai sebagai yang paling buruk.
“Ini kondisi terparah sejak saya bertugas. Kami sudah berupaya semaksimal mungkin menalangi, tapi semua sudah habis-habisan. Kami mohon maaf, karena tidak ada yang bisa kami lakukan lagi,” ucapnya.
Terkait isu yang berkembang soal polemik internal dan adanya gugatan kepengurusan, Tholib enggan berkomentar banyak. Ia menegaskan bahwa markas hanya menjalankan tugas-tugas teknis pelayanan, bukan ranah kebijakan organisasi.
“Kami hanya mengurus administrasi dan teknis di lapangan. Soal dinamika kepengurusan itu di luar tanggung jawab kami,” katanya singkat.
Vakumnya PMI Kota Batu dipastikan berdampak pada masyarakat, terutama mereka yang biasa mengandalkan layanan ambulans atau permintaan darah secara cepat. PMI selama ini dikenal sebagai mitra aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan penanggulangan bencana di Kota Batu.
“Kami berharap ada perhatian nyata dari pemerintah daerah. Ini bukan hanya soal institusi PMI, tapi soal keselamatan dan kebutuhan darurat masyarakat,” pungkas Tholib.
Menanggapi lumpuhnya fungsi PMI Kota Batu karena ketiadaan anggaran, Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Batu sebenarnya siap menyalurkan dana hibah. Namun, pencairan terhambat oleh konflik internal di tubuh PMI Kota Batu yang belum usai.
“Karena itu (konflik internal) dana hibah belum bisa dicairkan. Kami menunggu pengesahan dari provinsi,” katanya.
Secara teknis, berkas pengajuan dana hibah sudah rampung di Dinas Kesehatan. Namun, proses pencairan tak dapat dilanjutkan lantaran adanya keberatan dari beberapa pengurus kecamatan atas hasil Musyawarah Kota (Muskot) PMI sebelumnya.
“Ada pengurus yang melapor ke PMI Provinsi dan ke kami, bahwa pengurus PMI Kota Batu belum definitif. Mereka meminta muskot ulang. Ada yang menolak hasil Muskot sebelumnya. Ini yang membuat status pengurus belum sah,” urai Heli.
Heli menambahkan, PMI Provinsi Jawa Timur juga telah beberapa kali turun tangan untuk memfasilitasi mediasi, namun hasilnya belum final hingga kini. Ia menegaskan, semua dinamika harus diselesaikan dengan kepala dingin. Sehingga konflik internal tersebut tak berkepanjangan yang berakibat terganggunya aktivitas layanan sosial kemanusian.
“Ini organisasi kemanusiaan. Jangan sampai pelayanan terganggu karena ego sektoral. Kami berharap sekretariat tetap jalan. Jangan larut dalam konflik,” tegasnya.(der)