MALANGVOICE– Lebih dari 75% Pekerja Migran Indonesia (PMI) masih bekerja di sektor informal dan keterampilan dasar, mulai dari pekerjaan domestik hingga perkebunan. Fakta ini jadi alarm serius: Indonesia punya tenaga kerja melimpah, tapi belum cukup disiapkan untuk kebutuhan pasar global yang kini lebih menuntut keterampilan menengah dan tinggi.
Menjawab tantangan itu, Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) menggulirkan program Perintis Berdaya, sebuah inisiatif lintas sektor untuk membangun SDM unggul dan siap bersaing secara global. Salah satu andalan program ini adalah Global Talent Day, yang akan digelar pada 8–9 Agustus 2025 di Kabupaten Malang.
“Penguatan SDM bukan sekadar meningkatkan keterampilan teknis, tapi bagian dari strategi jangka panjang untuk mengentaskan kemiskinan secara berkelanjutan,” tegas Menko PM, Muhaimin Iskandar. Ia menekankan, program ini merupakan implementasi nyata dari Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2025 tentang penghapusan kemiskinan ekstrem.
Global Talent Day jadi panggung perdana program Perintis Berdaya di lapangan. Di sini, calon PMI dan masyarakat umum diberi bekal menyeluruh: mulai dari pelatihan kompetensi, sertifikasi kerja internasional, hingga literasi keuangan dan pemahaman hak-hak pekerja.
Leontinus Alpha Edison, Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran, menjelaskan bahwa pilar “Berdaya Global” jadi ujung tombak transformasi pekerja migran—dari sektor informal menuju sektor formal, dengan skill yang diakui secara global.
“Tujuan kami jelas: memastikan calon PMI tidak hanya punya peluang kerja di luar negeri, tapi juga siap secara keterampilan, mental, dan literasi global,” ujar Leontinus.
Program ini mencakup pelatihan teknis seperti bahasa asing, soft skills, dan pemahaman terhadap standar kerja internasional. Bahkan, ada sesi khusus membahas risiko-risiko yang kerap terjadi—mulai dari penipuan pinjaman online hingga eksploitasi tenaga kerja di luar negeri.
Tapi Global Talent Day bukan hanya untuk mereka yang ingin ke luar negeri. Acara ini terbuka untuk semua—dari pelajar vokasi, alumni pelatihan, hingga masyarakat umum—yang ingin memperluas wawasan dan jejaring di dunia kerja global.
Dua Hari Penuh Gizi untuk Talenta Indonesia
Hari pertama, 8 Agustus 2025, akan diisi Talent Development Workshop bersama BLK/LPK, guru vokasi, dan mitra industri untuk mengupas tuntas penguatan standar pelatihan. Hari kedua, 9 Agustus, digelar Grand Event yang menghadirkan Menko PM, kisah inspiratif dari eks-PMI, dialog publik, serta showcase UMKM dan hiburan lokal kontekstual.
“Global Talent Day adalah ruang kolaboratif yang inklusif. Di sini kita bangun koneksi, kapasitas, dan daya saing anak-anak muda Indonesia untuk siap menantang dunia,” pungkas Leontinus.(der)