MALANGVOICE– Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, menegaskan komitmen membangun kota yang inklusif dan ramah disabilitas.
Hal itu diungkapkan saat menghadiri acara edukasi anak-anak disabilitas dari Mutiara Kasih di Kecamatan Kedungkandang, Minggu (13/7).
Ali menyebut, setiap kecamatan dan kelurahan di Kota Malang sudah memiliki komitmen dalam pendampingan penyandang disabilitas. Bahkan, sejumlah kantor kecamatan kini difungsikan sebagai tempat terapi berkala.
44 Siswa Dikukuhkan Penggalang Ramu, Ajari Kekompakan dan Kemandirian Sejak Dini
“Sudah terbukti, kecamatan jadi tempat pendampingan bagi teman-teman disabilitas,” ujarnya.
Namun, ia mengakui sistem pendidikan inklusif di Malang masih jauh dari ideal. Minimnya guru pendamping dan terbatasnya sekolah inklusi menjadi perhatian utama.
Ia melihat banyak sekolah swasta maupun negeri masih sedikit yang menyiapkan guru khusus atau bahkan yang bisa menerima siswa penyandang disabilitas.
“Kita akan kerja sama dengan sekolah, belum banyak yang mau menerima murid disabilitas. Saya lihat di sekolah swasta masih bebankan biaya guru khusus ke wali murid, itu jadi PR kami untuk menyediakan guru pendamping di semua sekolah,” tegasnya.
Pemkot Malang pun berencana mendorong sekolah-sekolah agar membuka akses lebih luas bagi siswa disabilitas. Pendataan kebutuhan tiap wilayah juga digencarkan agar kebijakan lebih tepat sasaran.
Selama ini, bantuan untuk disabilitas lebih banyak difokuskan pada kebutuhan non-pendidikan, seperti alat bantu dengar dan program terapi. Namun Ali menegaskan, pendidikan inklusif harus menjadi prioritas ke depan.
Di sisi lain, Ali juga mengajak komunitas pemuda ikut ambil bagian. Apalagi, Malang dikenal sebagai kota dengan sejuta mahasiswa dan komunitas aktif.
Kegiatan edukasi anak disabilitas ini digelar komunitas Manifolks dan Bike Bersama, didukung Dinsos-P3AP2KB, Dishub, hingga Dispangtan Kota Malang. Acara diawali dengan kampanye hidup sehat dan tertib jalur sepeda, lalu dilanjutkan edukasi di Kantor Kecamatan Kedungkandang.
“Anak-anak ini punya potensi luar biasa. Mereka butuh tenaga pendidik yang benar-benar siap dan paham,” kata Calisa Ivana, anggota Manifolks.(der)