3 Kelurahan Masuk Zona Merah Persebaran DBD

MALANGVOICE– Dinkes Kota Batu memetakan tiga wilayah sebagai penyumbang tertinggi persebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) sepanjang tahun 2025 ini. Angka persebaran DBD tertinggi berada di Kelurahan Sisir sebanyak 22 kasus, Kelurahan Temas 16 kasus dan Kelurahan Ngaglik 15 kasus.

Sebaliknya, Kelurahan Dadaprejo dan Desa Pendem menjadi wilayah paling sedikit yakni dengan satu kasus. Sementara Desa Sumber Brantas dan Desa Sumbergondo dinyatakan nihil kasus.

Turnamen Karate Piala Dandim 0833, Dukung Pengembangan Potensi Atlet Muda

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, Susana Indahwati menyatakan, dalam periode yang sama yakni antara bulan Januari hingga April kasus DBD di Tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Total kasus DBD periode Januari hingga April 2024 sebanyak 189 kasus. Jumlah tersebut menurun di periode yang sama di tahun 2025 ini, dengan jumlah DBD sebanyak 66 kasus,” ungkap Susan.

Meski jumlah kasus DBD menurun, pihaknya tetap mengedepankan kewaspadaan dan antisipasi DBD. Caranya dengan melakukan PSN 3M plus, yakni pemberantasan sarang nyamuk plus menguras, menutup dan mengubur minimal satu kali seminggu.

“Dengan melakukan PSN 3M Plus perkembang biakan nyamuk yang menularkan DBD dapat dikendalikan. PSN adalah cara paling efektif, aman dan murah untuk mengatasi DBD,” urainya.

Upaya pencegahan dan pengendalian DBD, juga dilakukan Dinkes dengan melibatkan puskesmas. Memberikan edukasi untuk meningkatnya kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap DBD dalam kegiatan lapangan melalui media sosial.

“Abate juga telah kami sediakan bagi masyarakat. Untuk bisa mendapatkannya, masyarakat bisa menghubungi Puskesmas atau desa/kelurahan setempat,” tuturnya.

Lebih lanjut, Susan juga menyampaikan, bahwa masyarakat memiliki peran penting untuk turut serta menekan kasus DBD. Lantaran kemunculan penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim dan lingkungan.

“Di musim hujan dan pancaroba adalah kondisi ideal nyamuk sebagai penular virus berkembang biak. Untuk itu dimohon masyarakat melakukan PSN di lingkungan masing-masing minimal di rumah sendiri. Pastikan turut memantau tempat-tempat yang dapat menampung air di dalam ataupun luar rumah,” papar Susan.

Sebelumnya, aksi massal PSN berbasis partisipasi masyarakat diselenggarakan Puskesmas Bumiaji. Langkah itu menyusul temuan 18 kasus hingga 31 Mei di Kecamatan Bumiaji. Perubahan iklim serta kondisi lingkungan yang lembap mendorong dilaksanakannya aksi massal pemberantasan sarang nyamuk di 37 dusun.

Menurutnya, kebersihan rumah dan lingkungan merupakan tanggung jawab masyarakat sendiri. Karena itu, dia kembali menekankan masyarakat untuk rajin menerapkan 3M plus. “Fogging merupakan alternatif terakhir, karena dampak residu-nya terhadap manusia juga besar,” tambahnya.

Di sisi lain, Susan turut mewanti-wanti masyarakat untuk senantiasa menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Caranya dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, kelola stress dan istirahat cukup.

“Segera periksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan apabila mengalami demam lebih dari tiga hari untuk mencegah keparahan penyakit,” tandasnya.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait