MALANGVOICE–
Kota Batu mendapat berkah melimpah dari sektor industri pariwisata. Sektor unggulan ini menjadi tulang punggung perekonomian yang berdampak terhadap pesatnya pembangunan. Setiap tahunnya, tingkat kunjungan mencapai 10 juta wisatawan atau rata-rata sehari berkisar 30 ribu wisatawan yang berdatangan.
Muncul suatu kejanggalan jika ‘kue’ dari berkah pariwisata tidak bisa dinikmati secara merata oleh warga Kota Batu. Salah satunya soal serapan tenaga kerja karena masih banyak warga Kota Batu berusia produktif yang tidak mendapatkan pekerjaan. Mengingat Kota Batu merupakan salah satu destinasi wisata skala nasional di Jawa Timur.
Datangi Bawaslu Batu, Tim Advokasi dan Hukum Paslon NH Laporkan Perusakan APK di Sejumlah Lokasi
Persoalan tersebut ditangkap oleh calon wakil wali kota, Kresna Dewanata Prosakh, atau akrab disapa Mas Dewa saat konsolidasi pemenangan bersama Partai Buruh. Pada Pilkada Batu 2024 ini, Mas Dewa berpasangan dengan calon wali kota, Kris Dayanti. Duet Kris Dayanti-Kresna Dewanata Prosakh (KriDa) diusung PDIP-NasDem dan didukung sembilan parpol non parlemen peserta Pileg 2024.
“Aneh kalau misalnya masyarakat Kota Batu sendiri tidak bisa terserap bekerja. Karena sektor pariwisata mendatangkan 30 ribu wisatawan rata-rata sehari. Maka semua pemangku kepentingan di semua lini perlu saling bekerja sama agar kue berkah pariwisata ini bisa dinikmati masyarakat luas,” papar Dewa dihadapan puluhan kader Partai Buruh Kota Batu.
Baginya, sektor industri pariwisata butuh proteksi karena dampaknya bermata dua. Satu sisi berdampak pada kemajuan, imbas lainnya membuat masyarakat terdepak karena tak punya kesempatan yang setara. Problem tersebut bakal dipecahkan oleh pasangan KriDa dengan menggagas dibentuknya Balai Latihan Kerja (BLK) agar mendapat sertifikasi kompetensi pada keahlian khusus.
Peningkatan kompetensi melalui BLK ini sebuah jawaban agar warga Kota Batu yang masuk usia produktif terserap di dunia kerja. Melalui program itu juga memfasilitasi mereka yang tidak sampai melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Sehingga dengan memiliki suatu kompetensi khusus mereka bisa bersaing di dunia kerja.
Karena, lanjut Dewa, rendahnya serapan tenaga kerja harus dilihat secara menyeluruh. Apakah persoalan tersebut disebabkan karena faktor menerima keadaan sehingga enggan bekerja atau tertutupnya akses kesempatan kerja. Padahal jika dilihat sumber daya manusia (SDM) Kota Batu cukup mumpuni dan mereka terbiasa dengan iklim pariwisata. Sehingga dinilai paling siap menyambut kunjungan wisatawan dibandingkan dua daerah lainnya di Malang Raya.
“Makanya, pasangan KriDa menggagas dibentuknya BLK. Kami ingin mengajak bagi siapapun warga Kota Batu yang ingin memiliki sertifikasi keahlian khusus, bisa mendaftar ke BLK, gratis. Ini bentuk proteksi agar warga Kota Batu punya kesempatan masuk di dunia kerja,” papar Dewa.
Sementara itu, Ketua Partai Buruh Kota Batu Briyan Cahya Saputra menegaskan jika pihaknya menjatuhkan dukungan kepada paslon KriDa karena kesamaan prinsip, visi misi dan sosok Dewa yang mumpuni dalam membangun daerah, tanpa meminggirkan kelas pekerja.
“Kita bisa lihat sendiri bagaimana kapasitas dan jaringan mereka selama menjabat anggota DPR RI. Usianya juga masih muda, enerjik dan punya gagasan-gagasan yang bagus. Kami merasa klik. Tentu, Kota Batu akan lebih maju dan berkelas dunia,” kata Briyan.
Di sisa waktu menuju pencoblosan pada 27 November 2024 nanti, tentu seluruh kader partai akan bergerak membantu pemenangan dengan mengusung sejumlah isu. Seperti perlindungan jaminan sosial, advokasi dan keadilan bagi kelas pekerja.
“Meski kami masih baru perdana ini ikut di panggung politik, tapi kami tetap terus fight. Kami punya strategi perjuangan yang spesifik. Partai buruh ini terkenal terkenal militan. Kami siap mendukung lahir batin untuk Mas Dewa memimpin Kota Batu,” tegasnya.(der)